Jakarta (Lampost.co) — Mantan pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri, akhirnya buka suara tentang kondisinya selama melatih timnas. Ia mengaku tidak menerima gaji selama 17 bulan dari PSSI, namun tetap bertahan demi sepak bola Indonesia.
Poin Penting:
-
Tidak menerima gaji 17 bulan dan hampir membuat keluarganya berantakan.
-
Mengandalkan doa tahajud untuk mendapatkan solusi dari permasalahannya.
-
Satu-satunya pelatih yang membawa gelar bagi Timnas Indonesia sejak 2011.
Pemecatan Indra Sjafri terjadi setelah Timnas Indonesia U-20 gagal melaju dari fase grup Piala Asia U-20 2025. Keputusan ini menyusul pemecatan Shin Tae-yong yang lebih dulu kehilangan jabatannya sebagai pelatih timnas senior. Kini, setelah tidak lagi menangani timnas, Indra mengungkapkan tantangan selama bertugas.
17 Bulan Tanpa Gaji, Keluarga Hampir Berantakan
Dalam wawancara di kanal YouTube Al Bahjah TV, Indra Sjafri mengungkapkan selama 17 bulan ia tidak menerima bayaran sepeser pun dari PSSI. Situasi tersebut membuatnya belajar lebih ikhlas dalam menghadapi segala ujian.
Baca juga: Pemain Termahal Timnas Indonesia Siap Tempur di Kualifikasi Piala Dunia 2026
“Dalam rentang waktu 17 bulan itu saya belajar ikhlas. Yang tahu hanya saya, istri saya, dan Tuhan,” ujar Indra.
Meski menghadapi kesulitan finansial, Indra tetap bisa menyekolahkan anaknya hingga lulus S2 dan menafkahi keluarganya. Namun, tekanan yang ia hadapi hampir membuat keluarganya berantakan. Ia mengaku berserah diri dan memanjatkan doa dalam salat tahajud agar diberikan jalan keluar.
“Saya bilang di tahajud saya, ‘Ya Allah, tolong saya. Tidak perlu diganti dengan uang, tapi dengan kesuksesan demi kebanggaan agama dan bangsa saya,’” ungkapnya.
Dedikasi tanpa Henti untuk Sepak Bola
Meski menghadapi kesulitan, Indra Sjafri tetap berjuang untuk sepak bola nasional. Ia terkenal sebagai satu-satunya pelatih yang membawa gelar juara bagi Timnas Indonesia dalam beberapa dekade terakhir.
Berikut pencapaiannya bersama Timnas Indonesia kelompok umur:
- Juara Piala AFF U-19 tahun 2013
- Juara AFF U-22 tahun 2019
- Medali emas SEA Games 2023
- Juara Piala AFF U-19 tahun 2024
Keberhasilannya tidak lepas dari dedikasinya dalam mencari bakat-bakat terbaik dari berbagai daerah di Indonesia. Ia bahkan tetap melatih saat PSSI mengalami dualisme kepemimpinan, tanpa dukungan finansial dan fasilitas yang memadai.
“Ingat dulu ada PSSI dualisme. Saya bergerak di situ. Organisasi nggak bagus, modal nggak ada, gaji pun tidak ada, tapi saya tetap blusukan dari Sabang sampai Merauke mencari pemain berbakat,” katanya.
Pengorbanan Besar demi Timnas Indonesia
Indra Sjafri mengungkapkan dalam perjalanan mencari talenta muda pernah tidur di masjid karena keterbatasan dana. Bahkan, saat kisah perjuangannya diangkat ke layar lebar dalam film Garuda 19, ia mengaku tidak menerima bayaran sepeser pun dari film tersebut.
“Dari mana tiketnya? Saya coba tidur di masjid juga pernah. Terus ada filmnya Garuda 19, tapi saya tidak dapat fee, malah saya yang membiayai,” ujarnya.
Meski menghadapi banyak kesulitan, ia tetap bertahan. Hingga akhirnya, setelah 17 bulan tanpa gaji, PSSI membayarkan haknya secara penuh tanpa potongan sedikit pun.