Bandar Lampung (Lampost.co)– Hari ke 17 Ramadan merupakan peringatan turunnya wahyu pertama kali atau disebut dengan Nuzulul Quran. Peristiwa penerimaan wahyu oleh Nabi Muhammad SAW dari malaikat Jibril itu terjadi pada tahun 610 M di Gua Hira, di kaki Jabal Nur dekat Mekkah.
Ketua Tanfidziah PWNU Lampung, Puji Raharjo mengungkapkan, kisah Nuzulul Qur’an dan wahyu pertama bukan hanya sejarah. Tetapi juga pelajaran bagi setiap muslim. Menurutnya, ada beberapa refleksi yang bisa umat muslimambil dalam peristiwa tersebut.
Baca juga: Makna Isra Mikraj, Hikmah Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad SAW
Sebelum menerima wahyu, Rasulullah saw telah melalui fase perenungan dan ketenangan batin. Ini mengajarkan bahwa setiap perubahan besar dalam hidup membutuhkan persiapan jiwa dan kedekatan dengan Allah.
“Hal itu menunjukkan pentingnya persiapan spiritual bagi setiap muslim untuk menerima hidayah dari Allah SWT,” ungkapnya, Senin, 17 Maret 2025.
Kemudian, wahyu pertama yang turun mengandung perintah membaca, menandakan bahwa ilmu adalah kunci kebangkitan peradaban. Islam adalah agama yang mendorong pemahaman, pembelajaran, dan penelitian.
“Ini menegaskan ilmu sebagai cahaya peradaban, dan wajib bagi setiap muslim untuk selalu mengejar ilmu,” jelasnya.
Dalam peristiwa itu juga kita belajar, jika sebuah perjuangan tidak bisa dilakukan sendirian. Tetapi membutuhkan kekuatan dari lingkungan yang baik. Hal tersebut tergambar melalui peran Sayyidah Khadijah RA dalam menenangkan Rasulullah SAW menunjukkan bahwa dalam setiap perjuangan, dukungan dari orang-orang terdekat sangatlah penting.
“Setelah menerima wahyu pertama, Rasulullah SAW pulang dalam keadaan gemetar. Perasaan takut menyelimuti hatinya, dan beliau meminta Sayyidah Khadijah RA untuk menyelimuti dia. Khadijah, dengan kelembutan dan kebijaksanaannya, menenangkan Rasulullah,” jelas Deputi Pelayanan Haji BPH RI itu.
Kemudian Wahyu kedua mengajarkan bahwa Islam bukan hanya agama untuk menjadi renungan. Tetapi juga untuk untuk umat amalkan dan sebarkan. Setiap muslim memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kebaikan dan memperjuangkan keadilan.
Puji menyampaikan, Nuzulul Qur’an adalah cahaya yang terus menerangi perjalanan hidup umat manusia. Dari kisah ini, setiap muslim harus belajar bahwa dalam setiap perubahan besar, ada perenungan, ada ujian, dan ada keberanian untuk melangkah.
“Semoga kita semua bisa menjadi bagian dari cahaya itu, meneruskan risalah kebaikan di dunia ini,” tuturnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News