Jakarta (Lampost.co)–Korban tewas akibat gempa bumi magnitudo 7,7 di Myanmar kini mencapai 1.644 orang, dan sebanyak 3.408 orang luka-luka. Junta militer Myanmar mengungkapkan hal itu, Sabtu 29 Maret 2025 melansir dari The Guardian.
Sebuah pernyataan dari tim informasi junta mengatakan bahwa setidaknya 139 orang masih hilang setelah gempa berkekuatan 7,7 skala Richter Jumat. Sebelumnya, junta militer negara itu mengatakan bahwa jumlah korban tewas telah melampaui 1.000 orang.
Gempa bumi dahsyat di Myanmar menghancurkan jalan-jalan, merobohkan monumen-monumen keagamaan hingga menghancurkan gedung-gedung bertingkat.
Baca Juga: Pesisir Barat Gempa 4.3 Mag
Getaran berkekuatan magnitudo 7,7 cukup kuat hingga merobohkan gedung 33 lantai yang sedang dibangun nyaris 1.000 km jauhnya di Bangkok, Thailand.
Gempa bumi tersebut merupakan gempa bumi ketiga terbesar yang pernah mengguncang kawasan itu dalam seabad terakhir, dan analisis USGS menempatkan episentrumnya hanya 10 mil dari jantung Mandalay, kota berpenduduk sekitar 1,5 juta orang.
Lalu terjadi gempa susulan berkekuatan M 6,7 tercatat sekitar 11 menit kemudian, yang merupakan gempa besar yang terjadi setelah gempa pertama.
Gempa di Myanmar juga terasa di seluruh Asia Tenggara dan Asia Selatan, dengan Thailand yang menderita dampak terburuk.
Getaran Gempa Terasa di Sejumlah Negara
Di Bangkok, sedikitnya sembilan orang tewas akibat gempa bumi, kata Wakil Gubernur Bangkok Tavida Kamolvej kepada Reuters pada Jumat malam.
Delapan dari korban tewas ketika sebuah bangunan 30 lantai yang sedang tahap pembangunan runtuh, juga menjebak 43 pekerja. Menurut polisi dan petugas medis bahwa 117 orang lainnya masih belum ada informasinya alias hilang.
Kantor berita China Xinhua melaporkan bahwa guncangan terasa di provinsi barat daya Yunnan, di perbatasan dengan Myanmar. Tidak ada korban jiwa, tetapi di provinsi Yunnan dan Sichuan, getaran gempa menyebabkan luka-luka dan kerusakan pada rumah-rumah. Getaran juga terjadi di Kamboja, India, dan Bangladesh.