INDONESIA kembali kehilangan salah satu bintang terbaiknya. Titiek Puspa, sosok yang tidak hanya terkenal sebagai penyanyi legendaris, tapi juga pencipta lagu, aktris, dan inspirasi banyak generasi, berpulang ke pangkuan Ilahi di usia senja.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia musik, hiburan, dan juga seluruh rakyat Indonesia yang tumbuh bersama karya-karyanya.
Lahir dengan nama Sudarwati di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, pada 1 November 1937, ia kemudian terkenal sebagai Sumarti sebelum akhirnya mendapat nama panggung “Titiek Puspa” dari Presiden Soekarno. Kariernya di dunia musik berawal setelah menjuarai Bintang Radio Jawa Tengah pada 1954.
Sejak itu, ia aktif menyanyi dan mulai menciptakan lagu-lagu sendiri sejak 1963. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain Kupu-Kupu Malam, Bing, dan Apanya Dong.
Titiek Puspa bukan sekadar artis. Ia adalah simbol semangat dan keindahan seni yang tak lekang oleh waktu. Sejak awal kariernya di era 50-an, nama Titiek selalu identik dengan lagu-lagu indah yang bukan hanya enak didengar, melainkan juga mengandung makna mendalam. Siapa yang tak kenal lagu Kupu-Kupu Malam, Bing, atau Doa untuk Ayah? Lagu-lagu yang lahir dari tangan dan hati Titiek ini telah menjadi bagian dari kenangan banyak orang.
Tetap Dicintai
Yang membuat Titiek Puspa begitu dicintai bukan hanya karena suaranya yang merdu, melainkan juga karena ketulusan dan kekuatan jiwanya. Di masa tuanya, ia tetap aktif berkarya, tetap tampil ceria, dan bahkan sempat melawan kanker dengan keberanian luar biasa.
Julukan “perempuan baja” memang sangat tepat untuknya. Meski tubuhnya pernah mendapat ujian penyakit, semangat hidupnya tak pernah padam. Ia selalu tampil dengan senyum, menebar energi positif kepada siapa pun yang menemuinya.
Berita kepergiannya tentu mengejutkan banyak orang. Tidak sedikit yang mengenang sosoknya sebagai nenek yang hangat, bijak, dan penuh kasih, meski tak pernah bertemu langsung. Begitulah kekuatan seni dan karya: Bisa menyentuh hati banyak orang, meski dari jauh.
Bagi dunia hiburan, kepergian Titiek Puspa adalah kehilangan besar. Namun warisannya akan terus hidup. Lagu-lagunya akan tetap dinyanyikan, kisah hidupnya akan terus diceritakan, dan semangatnya akan selalu menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Ia telah meninggalkan panggung dunia dengan elegan, tapi cahaya karyanya tidak akan pernah padam.
Selamat jalan, Ibu Titiek. Terima kasih atas semua cinta yang Ibu tuangkan dalam nada dan kata. Indonesia berduka, tapi juga bersyukur pernah memiliki sosok seagung Ibu. Semoga damai di sisi-Nya dan karya-karya Ibu akan terus mengalun selamanya. N