Bandar Lampung (Lampost.co) — Skandal judi online menerpa dunia sepak bola Italia. Saat ini ada 12 pemain Serie A dan satu pemain klub Liga Primer, Leeds United, terseret skandal judi online dan dalam penyelidikan aparat hukum Italia.
Poin Penting:
-
12 pemain Serie A dan satu dari Leeds United diselidiki dalam kasus judi online ilegal.
-
Meski sanksi pidana ringan, FIGC berpotensi menjatuhkan hukuman disipliner lebih berat.
-
Penyelidikan bertujuan menjaga integritas kompetisi sepak bola Italia.
Klub besar Serie A yang pemainnya diduga terlibat skandal judi online tersebut, seperti dari Juventus, AC Milan, Fiorentina, dan AS Roma. Kasus ini menjadi gelombang lanjutan dari skandal sebelumnya yang menjerat Nicolo Fagioli (Juventus) dan Sandro Tonali (Newcastle United), yang keduanya telah menerima sanksi larangan bermain akibat terbukti berjudi, termasuk pada pertandingan sepak bola. Namun, belum ada bukti kuat para pemain dalam penyelidikan bertaruh pada pertandingan resmi.
Daftar Pemain dalam Sorotan
Otoritas hukum Italia selidiki aktivitas perjudian yang terjadi Desember 2021 hingga Oktober 2023. Dugaannya, perjudian melalui platform judi online ilegal. Namun, sejauh ini, kejaksaan belum mengungkapkan apakah transaksi mereka melibatkan taruhan pada laga sepak bola atau hanya sekadar permainan kasino saja, seperti poker dan slot.
Baca juga: Jadwal Liga Italia Akhir Pekan ini
Mengutip laporan media Italia, seperti Corriere della Sera dan ANSA, nama-nama pemain yang terlibat dalam penyelidikan skandal judi online, adalah:
Alessandro Florenzi (AC Milan)
Weston McKennie (Juventus)
Mattia Perin (Juventus)
Nicolo Zaniolo (Fiorentina)
Leandro Paredes (AS Roma)
Raoul Bellanova (Atalanta)
Samuele Ricci (Torino)
Matteo Cancellieri (Parma)
Cristian Buonaiuto (Padova)
Angel di Maria (eks Juventus)
Adames Hector Junior Firpo (Leeds United)
Matteo Gigante (pemain tenis)
Dampak Hukum dan Potensi Sanksi
Meski penyelidikan masih berlangsung, berdasarkan hukum pidana Italia, sanksi terhadap pelanggaran perjudian ilegal bersifat ringan. Pemain yang terbukti bersalah kemungkinan hanya akan dijatuhi denda maksimal €250 (sekitar Rp4,3 juta).
Namun,Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengeluarkan ancaman keras. Kalau ada pelanggaran etika atau regulasi yang memengaruhi integritas pertandingan, FIGC mengancam akan menjatuhkan hukuman disipliner. Jika terbukti berjudi, terutama yang melibatkan klub sendiri, hukuman FIGC berupa larangan bermain beberapa bulan hingga tahunan.
Namun, hingga kini belum ada konfirmasi para pemain bertaruh terhadap pertandingan sepak bola, yang menjadi faktor penentu dalam tingkat keparahan hukuman dari FIGC.
Zaniolo Pernah Diperiksa, Lolos dari Hukuman
Salah satu nama yang kembali mencuat, Nicolo Zaniolo, sempat menjadi sorotan pada skandal judi online sebelumnya. Dia bebas dari hukuman karena tidak terbukti memasang taruhan pada pertandingan sepak bola dan mengaku hanya bermain poker daring melalui situs tidak resmi.
Kejadian skandal judi online tampaknya terulang dalam penyelidikan kali ini. Para pemain diduga menggunakan situs judi ilegal untuk hiburan pribadi, namun tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut karena melanggar regulasi negara dan federasi sepak bola.
Lindungi Integritas Kompetisi
Kepolisian dan otoritas sepak bola saat ini menekankan tujuan utama penyelidikan adalah untuk menjaga integritas kompetisi. Kekhawatiran muncul atas kebiasaan bermain judi pemain Serie A meskipun hingga kini belum terbukti.