Bandar Lampung (Lampost.co)— Pemerintah Provinsi Lampung mulai menyiapkan strategi untuk menghadapi musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan mulai terjadi pada April hingga Juni 2025, dengan puncaknya pada Juni hingga September 2025.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk meminimalkan potensi gagal panen akibat kemarau.
Baca juga: Bersiap Musim Kemarau, Waspada Kekeringan dan Kebakaran
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan mengusulkan bantuan irigasi perpompaan kepada pemerintah pusat. Pihaknya akan menggunakan sistem irigasi tersebut di luar area irigasi teknis sebagai alternatif penyediaan air bagi pertanian.
“Kami telah mengusulkan pembangunan irigasi perpompaan ke Kementerian Pertanian untuk memastikan pasokan air tetap tersedia di sektor pertanian,” ujarnya, Rabu, 7 Mei 2025.
Ia menilai bahwa irigasi perpompaan merupakan solusi efektif untuk mencegah kekeringan selama musim kemarau. Ia juga menekankan bahwa infrastruktur irigasi memegang peran penting dalam mendukung keberlanjutan produksi pertanian.
“Jika sistem irigasi berjalan baik, kami optimistis hasil pertanian tetap optimal meskipun kondisi cuaca tidak mendukung,” tambahnya.
Sebelumnya, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal telah menyatakan komitmennya untuk membangun sektor pertanian yang lebih maju, efisien, dan berkelanjutan.
Pemerintah Provinsi Lampung juga telah menetapkan sektor pertanian sebagai salah satu prioritas utama dalam pembangunan daerah.
“Lampung memiliki potensi besar sebagai lumbung agrikultur nasional, mulai dari komoditas hortikultura, perkebunan, gabah, jagung, hingga peternakan,” ujar Gubernur.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News