Bandar Lampung (lampost.co)–Masalah bau mulut bisa merusak rasa percaya diri. Tak sedikit orang jadi enggan berbicara, takut berinteraksi, atau bahkan menghindari rapat penting karena takut mulutnya berbau tak sedap.
Padahal, penyebab utama bau mulut bukan hanya makanan. “Mayoritas kasus bau mulut berasal dari rongga mulut itu sendiri, terutama karena karang gigi dan infeksi kesehatan gusi,” jelas drg. Dinda Rachmawati dari Klinik Gigi Prima Smile.
Karang gigi yang tidak dibersihkan bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri anaerob. Bakteri ini menghasilkan senyawa sulfur yang menyebarkan bau tak sedap dari dalam mulut. Gusi berdarah, gigi berlubang, dan tambalan bocor juga bisa menjadi sumber aroma tidak menyenangkan.
Masalah ini berdampak secara psikologis. Psikolog klinis Intan Rachmayanti, M.Psi., menjelaskan bahwa pasien dengan bau mulut cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. “Bahkan ada yang merasa rendah diri atau menghindari pekerjaan yang menuntut komunikasi intens,” katanya.
Untuk mencegahnya, kebersihan mulut harus dijaga menyeluruh. Sikat gigi dua kali sehari saja tidak cukup. Gunakan benang gigi (dental floss), berkumur dengan mouthwash non-alkohol, dan lakukan scaling setidaknya enam bulan sekali.
“Yang penting juga, jangan mengandalkan permen atau semprotan mulut. Itu hanya menutupi bau, bukan menyelesaikan akar masalah,” tambahnya.
Banyak orang mencoba menutupi bau mulut dengan konsumsi permen mint atau minuman herbal. Sayangnya, ini hanya memberi efek sementara dan tak menyelesaikan akar masalah. “Yang kita butuhkan adalah membersihkan sumber baunya, bukan menutupi,” tegasnya.
Kondisi Sistemik
Beberapa kondisi sistemik seperti gangguan lambung memang bisa menyebabkan bau mulut. Tapi menurutnya, 80% kasus sebenarnya berasal dari rongga mulut itu sendiri. “Kita harus mulai dari membersihkan yang terlihat dulu, yaitu gigi dan lidah,” tambahnya.
Untuk pemeriksaan menyeluruh, dokter gigi bisa menggunakan alat pengukur sulfur (halimeter) untuk mendeteksi intensitas bau. Pemeriksaan ini juga membantu menentukan apakah bau berasal dari mulut atau saluran cerna. Edukasi ini penting agar masyarakat tak malu berkonsultasi.