Jakarta (Lampost.co) — Film animasi karya anak bangsa berjudul Jumbo mencetak rekor sebagai film animasi terlaris sepanjang masa di Indonesia. Film Jumbo menyalip “Frozen 2” dan mengumpulkan pendapatan lebih dari Rp328 miliar hanya dalam waktu kurang dari dua bulan.
Hingga pertengahan Mei 2025, lebih dari 9,6 juta penonton menyaksikan kisah Don, seorang anak yatim piatu yang berusaha tampil dalam pertunjukan bakat. Film itu juga memecahkan rekor sebagai film animasi paling banyak penonton di Asia Tenggara.
Cerita Lokal Bersaing Global
Jumbo produksi Visinema Pictures dan tayang perdana pada 31 Maret 2025. Film itu karya sutradara Ryan Adriandhy bersama tim yang terdiri dari 420 animator, teknisi, dan kru produksi. Proses produksinya memakan waktu hingga lima tahun.
Dalam wawancara dengan Reuters, Ryan menyebut keberhasilan film itu mampu membuka mata investor dan memperkuat kepercayaan diri para kreator lokal.
“Sebelum Jumbo, sulit meyakinkan investor karena belum ada film animasi lokal yang terbukti sukses secara komersial,” ujar Ryan.
Siap Tayang di 17 Negara dan Dorong Industri Animasi Lokal
Setelah kesuksesan di dalam negeri, “Jumbo” akan rilis di sekitar 17 negara mulai Juni 2025. Pencapaian itu menandai langkah besar bagi industri animasi Indonesia yang selama ini jarang mengembangkan IP orisinal.
Selama ini, banyak studio animasi lokal hanya mengerjakan proyek luar negeri sebagai penyedia jasa ilustrasi, desain grafis, dan animasi tanpa menciptakan karakter sendiri.
Potensi Pertumbuhan Industri Animasi Indonesia 20 Persen
Berdasarkan riset PricewaterhouseCoopers dan Universitas Indonesia pada 2023, sektor film dan animasi bisa tumbuh 20 persen hingga 2027. Pertumbuhan itu dengan dorongan teknologi baru, peningkatan jaringan bioskop, dan meningkatnya minat pasar global terhadap talenta lokal.
Jumbo menunjukkan cerita lokal bisa bersaing di layar lebar. Film itu menjadi tonggak penting bagi animasi Indonesia untuk naik kelas dan menghasilkan karya yang punya daya saing global.