Bandar Lampung (Lampost.co) — Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) mendorong perguruan tinggi swasta (PTS) untuk menguatkan kolaborasi dan inovasi. Terlebih untuk menjaga eksistensi dan kualitas layanan pendidikan. Hal tersebut penting untuk meningkatkan kualitas dan daya saing perguruan tinggi.
Kepala LLDikti Wilayah II, Prof. Dr. Iskhaq Iskandar mengungkapkan, terdapat penurunan jumlah PTS wilayah II dalam 2 tahun terakhir. Pada tahun 2022 tercatat ada 204 PTS, lalu jumlah itu menyusut menjadi 156 pada 2024. Namun penyusutan itu justru meningkatkan kualitas layanan pendidikan.
“Namun penurunan itu justru memberikan dampak positif. Dengan jumlah yang lebih sedikit pembinaan bisa terlaksanakan lebih maksimal. Sehingga kualitas layanan pendidikan bisa lebih baik,” ungkapnya dalam kegiatan Silaturahmi Bersama Pimpinan Perguruan Tinggi, Rabu, 11 Juni 2025.
Kemudian ia menjelaskan, untuk menjaga kualitas dan eksistensi PTS butuh kolaborasi aktif antar universitas. Dengan kolaborasi yang baik, secara tidak langsung PTS saling membantu dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan.
Selanjutnya Iskhaq Iskandar menambahkan. Silaturahmi Bersama Pimpinan Perguruan Tinggi di Mahligai Agung Convention Hall Pasca Sarjana Universitas Bandar Lampung (UBL) itu bertujuan membangun kolaborasi antar PTS. Kegiatan itu menjadi ruang bagi PTS untuk saling berbagi pengalaman dan program dalam mengembangkan perguruan tinggi.
“Ini juga menjadi forum membahas kelanjutan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yaitu Diktisaintek Berdampak,” jelasnya.
inovasi
Sementara itu, Rektor UBL, Prof. Yusuf Barusman menyampaikan, sejak awal UBL telah memfokuskan diri untuk menjadi World Class Entrepreneurial University. Ia menjelaskan, entrepreneur melandaskan inovasi sebagai hal utama yang harus tercapai.
Hal tersebut kemudian yang membuatnya gencar melakukan riset dan inovasi. Saat ini UBL memiliki 21 pusat studi yang aktif melakukan riset setiap tahunnya. Kemudian dari riset-riset tersebut UBL punya inovasi dari berbagai bidang yang mempengaruhi kualitas layanan pendidikan.
“Kami sudah punya 21 pusat studi yang aktif melakukan riset,” katanya.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar PTS bisa mengidentifikasi keunggulan yang ada. Lalu keunggulan itu harus menjadi fokus PTS dalam melakukan pengembangan. UBL sendiri, fokus pada engineering dan teknologi dalam melakukan pengembangan.
“Itu adalah pesan yang saya ingat dari Prof. Sumantri Brojonegoro, tidak ada kewajiban kita menjadi ITB, UI, atau kampus lainnya. Ia sampaikan jadi diri sendiri saja, yang nyaman buat kita apa, itulah yang kita lakukan,” katanya.