Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung fokus untuk terus tingkatkan serta kembangkan hilirisasi komoditas pertanian unggulan daerah. Komoditas tersebut meliputi gabah, jagung, singkong, karet, kopi hingga cokelat (kakao).
Hal ini tersampaikan Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal saat audiensi dengan Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita. Pertemuan berlangsung pada Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat, 26 Juni 2025.
Kemudian Iyay Mirza mengatakan percepatan pengembangan kawasan industri hilirisasi Provinsi Lampung perlu adanya dukungan serta dorongan dari pemerintah pusat.
Dalam upaya memperkuat transformasi ekonomi berbasis industri, sejumlah komoditas unggulan menjadi prioritas pengembangan. Dengan hilirisasi, nilai tambah komoditas meningkat, produk lokal bersaing pada pasar nasional hingga internasional, dan lapangan kerja pun terbuka luas.
“Sudah saatnya Lampung tak sekadar penghasil bahan mentah. Kami ingin menjadi pusat industri turunan dari ladang langsung ke pabrik, dari petani langsung ke pasar global,” kata Gubernur Mirza, Minggu, 29 Juni 2025.
Selanjutnya ia mengatakan, salah satu sektor yang jadi perhatian khusus adalah pengolahan singkong. Lampung sebagai produsen ubi kayu terbesar di Indonesia memiliki potensi besar untuk menghasilkan turunan seperti sorbitol dan bioetanol.
“Kami ingin Lampung menjadi sentra industri pangan berbasis agro komoditas. Dukungan dari Kemenperin sangat krusial untuk menarik investasi ke sektor ini,” jelasnya.
Hilirisasi Komoditas
Lalu ia menegaskan pentingnya strategi hilirisasi komoditas pertanian dan perkebunan Lampung. Seperti untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi serta daya saing produk lokal.
“Kami berharap Lampung dapat menjadi prioritas nasional dalam pengembangan kawasan hilirisasi industri pangan. Dengan dukungan Kementerian Perindustrian, kami optimistis akan semakin banyak investor masuk ke sektor industri turunan. Seperti industri sorbitol dari singkong dan produk-produk olahan lainnya,” ujar Mirza.
Kemudian Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Lampung itu juga menekankan perlunya perluasan kawasan industri di Provinsi Lampung. Apalagi sebagai langkah strategis memperkuat ekosistem industri, memperluas pasar, dan membuka lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat.
“Perluasan kawasan industri menjadi penting. Agar transformasi ekonomi berbasis industri daerah dapat berjalan secara menyeluruh dan berkelanjutan,” tegasnya.
Selanjutnya sebagai bentuk keseriusan, Pemerintah Provinsi Lampung telah menempuh berbagai langkah konkret. Seperti penetapan harga dasar gabah dan pengendalian distribusi, penetapan harga dasar ubi kayu.
Kemudian bantuan alat pertanian modern seperti dryer, combine harvester, rice milling unit, dan pupuk organik cair. Serta pembangunan silo untuk mendukung penyimpanan dan distribusi hasil pertanian.
“Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan bagian dari komitmen Pemprov Lampung dalam membenahi tata niaga komoditas, mempercepat hilirisasi. Serta mendorong modernisasi sektor pertanian dan perkebunan,” ujarnya.