Bandar Lampung (Lampost.co) — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Lampung memproyeksikan optimisme perbankan terhadap penyaluran kredit di Lampung tetap terjaga hingga akhir tahun.
Kepala KPw BI Lampung, Bimo Epyanto, mengatakan optimisme tersebut berdasarkan potensi ekonomi Lampung yang tertopang sektor pertanian.
“Kami melihat perbankan masih optimistis terhadap penyaluran kredit ke depan,” ujarnya, Minggu, 29 Juni 2025.
Menurutnya, optimisme itu karena terjaganya nilai jual komoditas pertanian unggulan, seperti kopi, kakao, dan padi. Harga komoditas tersebut bisa bertahan tinggi hingga akhir 2025.
“Sehingga, kinerja sektor utama yang dibiayai atau difasilitasi kredit perbankan diperkirakan tumbuh positif. Perbankan optimistis terkait kredit,” jelasnya.
Meski begitu, Bimo membenarkan secara nasional nilai dan kualitas kredit khususnya untuk UMKM kini kondisinya sedang tidak baik.
Nilai kredit UMKM menunjukkan penurunan. Begitu pun dengan kualitas kredit, rasio non performing loan (NPL) atau kredit macet justru kian meningkat.
“Tapi, untuk Lampung, Alhamdulillah, karena kita tertopang sektor pertanian yang harga produknya akan terjaga hingga akhir tahun,” jelasnya.
Pihaknya berkomitmen akan terus mencermati dan menyiapkan strategi untuk menangani kondisi tersebut.
“Ini yang terus kami amati dan cermati agar tidak berlangsung terus menerus secara lama karena bisa menurunkan daya tahan ekonomi,” kata dia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung, penyaluran kredit UMKM yang perbankan salurkan terus mengalami peningkatan. Pada Maret 2025, tercatat penyaluran kredit Rp33,18 triliun atau 2,09 persen dari kredit UMKM Nasional.
Namun, pada sisi jumlah rekening mengalami penurunan dari sebelumnya 616.497 debitur menjadi 567.397 debitur. Kondisi itu menggambarkan adanya peningkatan dari sisi besaran fasilitas.
(Silvia Agustina)