Bandar Lampung (Lampost.co) — Di balik kesuksesan game balap legendaris Need for Speed: Most Wanted (2005), ternyata ada sentuhan tangan kreatif anak bangsa. Sebuah studio asal Indonesia, Matahari Studios, tercatat pernah ikut mengembangkan bagian dari game besutan EA tersebut. Fakta ini bukan hanya mengejutkan, tapi juga menegaskan peran penting Indonesia di kancah industri game global sejak dua dekade silam.
Poin Penting:
- Studio Jakarta muncul di kredit game internasional.
- Mobil keren Most Wanted dikerjakan tim Indonesia?
- Alumni studio ini bikin game legendaris juga!
📀 Studio Asal Jakarta Tampil di Game Global
Matahari Studios berdiri pada 1999 sebagai bagian dari ekspansi kreatif pengembangan game dan software digital. Studio ini memiliki dua basis operasional, yakni di Jakarta (Indonesia) dan Perth (Australia). Didirikan oleh empat tokoh utama—Glyn Anderson, Bullitt Sesariza, Petrus Santoso, dan Wong Lok Dien—Matahari Studios awalnya mengembangkan prototipe game, lalu bertransformasi menjadi studio outsource untuk proyek-proyek game AAA.

Kontribusi terbesar mereka tercatat dalam pengembangan Need for Speed: Most Wanted yang dirilis pada 11 November 2005. Nama mereka muncul secara resmi di bagian External Development Credits, menjadikan Matahari Studios sebagai salah satu studio Asia Tenggara pertama yang diakui dalam pengembangan Need for Speed.
🛠️ Peran Kunci dalam Pengembangan Aset Mobil
Informasi dari berbagai sumber menyebutkan bahwa Matahari Studios bertugas menangani pembuatan aset 3D, khususnya body kits dan widebody kits mobil dalam game tersebut. Peran ini sangat vital dalam game balapan seperti Most Wanted, yang terkenal akan tampilan mobil-mobil modifikasi bergaya ekstrem.
Konfirmasi juga datang dari komunitas gamer dan media sosial. Seorang kreator di Reddit bahkan membagikan potret tim Indonesia yang sedang memamerkan desain body kit untuk mobil BMW dalam proyek NFS. Postingan lain dari akun X (Twitter) menyebut bahwa tim Indonesia bertanggung jawab untuk pemodelan kendaraan dan aksesori pendukung, terutama dalam segmen modifikasi.
🌍 Bukan Sekali, Tapi Ikut Beberapa Proyek NFS
Kontribusi Matahari Studios ternyata tidak berhenti di Most Wanted. Mereka juga tercatat ikut mengerjakan proyek sebelumnya seperti Need for Speed: Underground, Underground 2, dan Carbon. Ini menjadikan mereka sebagai partner outsourcing strategis bagi EA dalam jangka waktu yang cukup panjang, memperkuat posisi Indonesia dalam peta industri game dunia.
👥 Siapa Saja Orang di Baliknya?
Berikut adalah nama-nama penting dari Indonesia yang terlibat dalam proyek ini:
-
Bullitt Sesariza – Co-founder, kini aktif di Asosiasi Game Indonesia (AGI).
-
Petrus Santoso – Co-founder dan teknisi kreatif.
-
Glyn Anderson dan Wong Lok Dien – Mitra teknis dan kreatif dari Australia dan Indonesia.
-
Nama-nama lain yang bergabung setelah proyek ini antara lain:
Christian Senjaya, Satya Pramathana, Kris Antoni Hadiputra, Sudarmin Then, Heru Kurniawan, Arief Raditya, Wimindra Lee, dan Noviyanti Wijaya.

Banyak dari mereka kini memegang peranan penting dalam industri game nasional. Bahkan, beberapa mendirikan studio game terkenal seperti Toge Productions, Agate Studio, Altermyth, Menara Games, dan Belugerin Studios.
💡 Warisan Matahari Studios bagi Industri Game Indonesia
Setelah resmi tutup pada tahun 2010, warisan kreatif Matahari Studios tidak menghilang. Para alumninya menyebar ke berbagai sektor industri game lokal dan membangun ekosistem yang lebih kokoh. Inilah salah satu momen penting yang mengawali kebangkitan industri game Indonesia di kancah global.
Toge Productions, misalnya, sukses mendunia melalui game seperti Coffee Talk dan A Space for the Unbound. Agate Studio menjadi salah satu perusahaan game terbesar di Indonesia yang bekerja sama dengan banyak mitra internasional.
🔥 Bukan Sekadar Outsourcing
Kontribusi Indonesia dalam Need for Speed: Most Wanted bukan hanya sekadar subkontrak teknis. Kualitas hasil kerja dan konsistensi tim Matahari Studios kala itu menegaskan bahwa talenta kreatif Indonesia bisa bersaing di level internasional. Hal ini membuka jalan bagi lebih banyak studio lokal untuk dilirik sebagai mitra strategis oleh publisher global.
✅ Kesimpulan
Fakta bahwa orang Indonesia pernah ikut mengembangkan salah satu game legendaris EA, Need for Speed: Most Wanted, membuktikan bahwa kreativitas lokal memiliki potensi besar di level dunia. Matahari Studios bukan hanya menjadi pelopor outsourcing game di Indonesia, tetapi juga pemantik lahirnya studio-studio baru yang kini membanggakan Indonesia di panggung internasional.