Jakarta (Lampost.co) – Psikolog klinis dan keluarga Pritta Tyas, M.Psi, menyarankan agar orang tua sudah perlu memberi ruang privasi saat usia anak memasuki sekolah dasar (SD) untuk mandi sendiri.
Melansir Antara, Pritta menjelaskan, idealnya pada usia 5–6 tahun menjadi masa transisi anak mulai kita lepas untuk mandi sendiri.
“Anak masuk SD itu satu indikator dia sudah punya privasi sendiri. Tapi kalau sudah di atas tujuh tahun itu sebenarnya sudah tidak boleh (saat mandi) ditengok-tengok lagi. Apalagi sama orang tua yang beda gender karena menghormati anak juga,” kata Pritta dalam diskusi di Jakarta, Minggu, 20 Juli 2025.
Baca Juga:
Penerapan PHBS pada Anak Disarankan Sejak Masuk SD
Pritta menyarankan orang tua bisa mulai mengajarkan anak untuk mandi sendiri pada usia sekitar tiga tahun. Caranya dengan membiarkan anak mencoba mandi sendiri, namun masih dalam pengawasan orang tua.
Pada usia tiga tahun kita nilai anak sudah mulai punya kemampuan yang cukup matang. Misalnya sudah bisa menggunakan spons untuk mandi yang digosok sendiri ke bagian badannya.
“Tapi pada umur ini sebaiknya memang masih 50-50, di bagian yang dia mudah digosok dia gosok sendiri, di bagian yang sulit kita (orang tua) yang bantu,” kata psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada itu.
Ketika usia empat tahun, menurut Pritta, sebaiknya 70 persen kegiatan saat mandi sudah anak lakukan sendiri.
Tantangan bagi orang tua
Meminta anak untuk mandi terkadang menjadi tantangan bagi orang tua. Pritta menyarankan orang tua memberikan perspektif positif tentang kebiasaan mandi sebagai rutinitas perawatan diri.
Kita enggak ingin anak mau mandi karena takut sama orang tua karena ancaman yang anak dapatkan.
“(Misalnya kalau) enggak mandi, enggak boleh main atau karena iming-iming, hadiah yang kita kasih. Tapi kita ingin melekat pada dia bahwa perawatan diri salah satunya mandi,” ujarnya.
Dalam mengatasi tantangan anak susah untuk mandi terutama pada anak usia di bawah 6 tahun, sebisa mungkin orang tua bisa menghadirkan ada sesuatu yang menarik di kamar mandi. Misalnya, menaruh mainan, memperbolehkan main gelembung sabun atau menempel stiker dengan gambar yang menunjukkan urutan mandi.
“Tapi yang penting ada hal yang menarik menurut anak yang kita letakkan di kamar mandi. Kadang ada mainan karet, misal suka dinosaurus, ya, mandikan dinosaurus, tapi pakai persepsi mereka,” jelas Pritta.
Pritta menambahkan pada anak sudah menginjak di atas usia 6 tahun, orang tua sudah bisa memberikannya penjelasan ilmiah terkait pentingnya mandi.
“Bisa kita berikan penjelasan logis, misalnya bagaimana keringat membawa bakteri. Jadi, penting bahwa anak itu punya persepsi positif tentang mandi,” ujarnya.