Bandar Lampung (Lampost.co) — Dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat pecinta hewan. Pemerintah Provinsi Lampung menargetkan untuk penyelesaian Rumah Sakit Hewan (RSH). Nantinya, RSH itu bisa melayani hewan yang ada di Lampung hingga Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
Hal itu tersampaikan oleh Kepala UPTD Balai Pelayanan Kesehatan Hewan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Laboratorium Pakan., Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Christin Septriansyah. Ia mengatakan pembangunan ini kembali berlanjut setelah 2 tahun lamanya sempat terhenti (mangkrak)
“Alhamdulillah cikal bakal rumah sakit hewan Provinsi Lampung yang sempat mangkrak selama dua tahun sedang berlanjut kembali. Terimakasih atas atensi dari pak Gubernur,” kata Christin, Senin, 21 Juli 2025.
Kemudian ia mengatakan, sudah dua minggu yang lalu pembangunan rumah sakit hewan mulai berlanjut. Adapun anggaran tahun 2026 untuk penyelesaian telah teranggarkan. Sehingga targetnya tahun 2026 akan teresmikan UPTD rumah sakit hewan.
“Kalau sekarang ini pembangunan tahap dua dan InshaAllah tahun ini klinik hewan sebagai cikal bakal rumah sakit hewan selesai. Tapi separuh lnya dan akan ada tahap tiga tahun 2026 sebagai penyelesaian,” jelasnya.
Selanjutnya ia menjelaskan, untuk pengerjaan tahap kedua jumlah penganggaran pengerjaannya sebesar Rp2,1 miliar. Sementara untuk total dari perencanaan kurang lebih Rp6-7 miliar.
“Targetnya sudah bisa beroperasikan setelah tahun 2026. Karena untuk biaya perencanaan dan biaya sudah terusulkan. Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD) Dinas PKPCK,” katanya.
Potensi PAD
Lalu ia menjelaskan, dengan dukungan Pemprov Lampung dalam pembangunan rumah sakit hewan, dan atensi masyarakat terhadap kesehatan hewan semakin meningkat. Pihaknya melihat potensi sumber pendapatan asli daerah (PAD) baru.
Khususnya, dari sub sektor peternakan dan kesehatan hewan. Kemudian menurutnya apabila rumah sakit hewan sudah berdiri kemudian laboratorium keswan, kesmavet dan laboratorium pakan sudah terakreditasi tahun 2026. Maka kepercayaan masyarakat akan ikut meningkat.
“Kami juga mengajukan akreditasi laboratorium terkait dengan ICO 17025. Jadi kalau nanti sudah ada akreditasi InsyaAllah tahun 2026-2027. Potensi PAD kita bisa meningkatkan tiga kali lebih banyak dari tahun ini,” katanya.
Kemudian ia menjelaskan, pihaknya juga lakukan studi banding ke daerah lain yakni ke Jawa Timur terkait potensi PAD. Terlebih, potensi sektor kesehatan hewan sangat luar biasa mulai dari terkait pemeriksaan holorum, RBT, laboratorium kesmavet.
“Seperti produk peternakan kemudian laboratorium pakan. Lalu lintas ternak yang selama ini adalah potensi PAD yang bisa kita gali. Tapi belum terlaksanakan karena ada beberapa persyaratan seperti akreditasi laboratorium kita yang sedang proses,” katanya.
Selanjutnya ia menjelaskan, tahun ini target PAD dari layanan kesehatan hewan sebesar Rp180 juta. “Sehingga potensi bila adanya peningkatan PAD tiga kali lipat sebesar Rp540 juta,” katanya.
Sementara itu, untuk sumber daya manusia (SDM) tahun 2025 pihaknya matangkan penambahan SDM. Untuk dokter hewan ada 7 orang dan 2 orang paramedis. “Jadi kalau nanti sudah beroperasi akan ada pengaturan kembali SDM yang dinas mungkin bisa membantunya,” jelasnya.