Bandar Lampung (Lampost.co) — Upin & Ipin Universe sempat menjadi harapan baru industri game Asia Tenggara. Namun, alih-alih mendapat pujian, game ini justru memicu polemik luas. Developer pun akhirnya angkat bicara.
Harga Game Tuai Kontroversi: Rp650 Ribu Dianggap Terlalu Mahal
Game ini dibanderol Rp650.000 di Steam Indonesia dan Rp579.000 di PlayStation Store. Banyak pemain menilai harga ini tidak sebanding dengan kualitas dan konten yang ditawarkan.
Sebagai perbandingan, game buatan lokal seperti DreadOut 2 dijual seharga Rp166.000. Bahkan game AAA seperti The Witcher 3 atau Spider-Man: Miles Morales bisa dibeli dengan harga serupa saat diskon.
Banyak Bug dan Performa Lemah
Kritik terhadap Upin & Ipin Universe tidak hanya soal harga. Pengguna juga mengeluhkan:
-
Bug grafis dan animasi
-
Karakter yang sering tersangkut di objek
-
Frame rate tidak stabil, bahkan di PC spek tinggi
-
Gameplay repetitif dan minim konten eksplorasi
Rating di Steam saat artikel ini ditulis tergolong Mixed, dengan lebih dari 50% ulasan menyatakan kekecewaan.
Drama YouTube: Windah Basudara Kena Klaim Hak Cipta
Konten kreator seperti Windah Basudara terkena klaim copyright otomatis saat mengunggah gameplay. Musik dalam game menjadi pemicu klaim monetisasi, bahkan menyebabkan video terkena demonetisasi.
Ironisnya, akun resmi game Upin & Ipin Universe justru mengunggah cuplikan dari video Windah tanpa izin. Hal ini memicu kemarahan netizen, termasuk “serangan” dari komunitas yang dijuluki bocil kematian.
Developer Klarifikasi Resmi: Ini Jawaban Mereka
Pada 25–26 Juli 2025, pengembang akhirnya memberikan klarifikasi resmi melalui media sosial dan kanal YouTube Les’ Copaque Production. Berikut poin-poin pentingnya:
1. Harga Game Dinilai Wajar
Menurut developer, harga Rp650 ribu merepresentasikan:
-
Biaya produksi menggunakan Unreal Engine 5
-
Waktu pengembangan selama bertahun-tahun
-
Ambisi membawa Upin & Ipin ke pasar global
2. Bug Akan Diperbaiki
Developer mengakui adanya banyak bug dan telah merilis patch awal. Mereka menjanjikan pembaruan lanjutan dalam waktu dekat untuk meningkatkan performa dan menambah fitur eksplorasi.
3. Solusi untuk Kreator YouTube: Mode Streamer
Developer menyampaikan permintaan maaf langsung ke Windah Basudara dan mengumumkan akan menghadirkan Mode Streamer, yaitu fitur yang memungkinkan kreator mematikan musik agar terhindar dari klaim copyright.
Sementara itu, kreator disarankan menonaktifkan musik dalam game saat live streaming atau membuat konten.
Video “Soal Jawab” Jadi Penegasan Sikap Developer
Les’ Copaque juga merilis video bertajuk Soal Jawab: Upin & Ipin Universe berdurasi 12 menit. Di dalamnya, pihak pengembang menjelaskan semua polemik yang terjadi dan rencana mereka ke depan.
Mereka menegaskan bahwa pihaknya tidak berniat merugikan kreator, dan justru ingin membangun ekosistem komunitas yang sehat.
Ringkasan Klarifikasi Developer
Masalah | Klarifikasi Developer |
---|---|
Harga dinilai mahal | Sesuai dengan kualitas teknis, engine, dan target global |
Banyak bug & error | Patch sudah dirilis, update lanjutan akan menyusul |
Klaim hak cipta YouTube | Musik dalam game kena sistem otomatis, akan hadir Mode Streamer |
Gunakan klip kreator | Dinyatakan sebagai apresiasi, bukan eksploitasi |
Penutup: Langkah Jujur yang Perlu Dihargai
Meskipun menuai kritik keras, keberanian pengembang untuk menjelaskan secara terbuka patut diapresiasi. Polemik ini menjadi pelajaran penting bagi industri game Asia Tenggara: membangun karya besar juga butuh transparansi, komunikasi yang matang, dan keberpihakan pada komunitas.
Kini, bola ada di tangan developer. Akankah klarifikasi ini diikuti perbaikan nyata?