Bandar Lampung (Lampost.co) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Lampung menyebut wilayah Lampung belum memasuki musim penghujan, meski dalam beberapa waktu terakhir sebagian besar wilayah di daerah ini sering hujan.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Harianto, menjelaskan bahwa saat ini Lampung masih berada pada fase kemarau basah. Artinya, curah hujan di sebagian besar wilayah Lampung masih tinggi meski berada di tengah musim kemarau.
“Lampung masih kemarau basah. Musim hujan kami perkirakan baru dimulai awal November,” ujarnya, Kamis, 31 Juli 2025. Menurutnya, faktor yang menyebabkan turunnya hujan dalam frekuensi cukup sering adalah anomali suhu muka laut.
Terjadi anomali suhu muka laut di sekitar Samudra Hindia bagian barat Sumatra hingga Selat Sunda sehingga meningkatkan penguapan dan menambah kandungan uap air di atmosfer.
“Ada anomali suhu muka laut (0,5–3,3 derajat Celcius). Secara tidak langsung, ini mendukung potensi hujan,” jelasnya.
Kelembaban Udara
Selain itu, saat ini kondisi kelembaban udara di lapisan 700mb dan 500mb berada pada kisaran tinggi, yaitu 60–80 persen. Terutama di wilayah bagian barat Lampung.
“Terutama di bagian barat Lampung, yang bisa mendukung pertumbuhan awan hujan lokal,” katanya.
Rudi menambahkan, kemarau basah juga menimbulkan berbagai dampak di sejumlah sektor, mulai dari pertanian, kesehatan, infrastruktur, ekonomi, lingkungan, hingga sosial. “Dampak kemarau basah bisa terjadi di berbagai sektor. Misalnya banjir, hingga menyebabkan kerusakan tanaman,” pungkasnya.