Jakarta (Lampost.co) — Gaikindo mengumumkan jumlah pengunjung pameran mobil dan otomotif terbesar di Indonesia, GIIAS 2025, mencapai 485.569 orang, meningkat sekitar 7% daripada edisi 2024 yang mencapai 475.084 pengunjung.
Ketua Penyelenggara Rizwan Alamsjah menyebut antusiasme masyarakat sangat tinggi, terlihat dari padatnya pengunjung di seluruh ruang pamer mulai Hall-1 hingga Hall-11.
Transaksi Turun, Merek Baru Jadi Magnet
Meski pengunjung meningkat, transaksi penjualan kendaraan justru turun di GIIAS 2025. Gaikindo memproyeksikan penjualan menurun karena tren lesunya pasar otomotif pada paruh pertama tahun berjalan.
Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, menyampaikan transaksi penjualan dari peserta pameran menunjukkan fluktuasi dan kemungkinan menurun daripada periode sebelumnya. Gaikindo belum merilis angka transaksi final karena masih dalam proses perhitungan internal.
Mengapa Transaksi Justru Turun?
Penurunan penjualan mobil nasional tercatat 8,6% untuk wholesales, dan 9,7% untuk retail, daripada semester I 2024. Hal itu mencerminkan tekanan ekonomi yang mencapai sektor otomotif secara langsung.
Fenomena “Rojali” di Pameran Otomotif
Tren kunjungan tanpa pembelian atau “rojali”, juga terjadi di GIIAS. Banyak pengunjung tertarik melihat mobil baru atau teknologi, namun urung membeli. Meskipun angka pengunjung tinggi, volume transaksi tetap menurun karena ketidakpastian ekonomi dan pembiayaan otomotif besar bagi konsumen.
Highlight GIIAS 2025
Lebih dari 54 Model Baru dan Konsep Mobil
Selama GIIAS 2025, lebih dari 54 model kendaraan baru telah rilis, termasuk empat mobil konsep yang menampilkan inovasi masa depan industri otomotif. Keikutsertaan merek global termasuk pemain baru dari China seperti BYD, AION, Geely, menguatkan posisi pameran sebagai ajang dunia.
Program Test Drive Tarik Minat Konsumen
Pengunjung cukup antusias mengikuti program test drive, tercatat hampir 20.000 trip test drive sepanjang pameran. Hal itu menunjukkan meski pembelian menurun, minat terhadap teknologi otomotif tetap tinggi.
Strategi dan Tantangan Gaikindo untuk Tren 2025
Nilai Transaksi Tak Jadi Target Utama
Meski transaksi bukan tujuan utama, Gaikindo berharap nilai transaksi GIIAS 2025 setidaknya bisa menyamai hasil tahun lalu, yang mencapai hampir Rp18 triliun dengan total sekitar 34.000 unit kendaraan terjual.
Evaluasi Ekosistem Pameran & Lokasi Event
Gaikindo menyatakan kemungkinan pemindahan lokasi GIIAS di masa depan, dengan mempertimbangkan kapasitas yang lebih besar dari ICE BSD City. Beberapa opsi lokasi termasuk NICE di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Mengapa Pengunjung Naik Tapi Belanja Menurun?
- Krisis Daya Beli: Tren melambatnya kemampuan beli masyarakat berdampak langsung pada transaksi kendaraan.
- Preferensi “Window Shopping” Berlangsung di GIIAS: Pengunjung cenderung datang untuk melihat produk terbaru atau teknologi, bukan untuk membeli. Hemat, membandingkan, menunda keputusan pembelian jadi perilaku dominan.
- Penurunan SPK (Surat Pemesanan Kendaraan): Meskipun merek seperti Toyota mencetak ribuan SPK, penjualan keseluruhan masih di bawah target. Beberapa merek berhasil angkut banyak SPK, tetapi tidak mengimbangi tren penurunan pasar secara umum.
- Ketegangan antara Hulu dan Hilir Industri: Produsen otomotif menghadapi tantangan global, seperti tarif resiprokal, biaya logistik, inflasi suku bunga yang turut memperberat harga jual kendaraan.
Apa Arti GIIAS 2025 bagi Industri Otomotif?
- Sebagai Panggung Teknologi dan Inovasi: GIIAS tetap utama dalam memperkenalkan kendaraan listrik, hybrid, dan model konsep otomotif masa depan meski tekanan ekonomi melemahkan daya beli.
- Titik Konsolidasi Konsumen: Test drive dan perkenalan produk menarik minat generasi muda, yang merupakan target pasar potensial jangka panjang.
- Refleksi Ekonomi Nasional: Penyimpangan antara volume kunjungan dan transaksi jadi indikator kuat adanya celah antara minat dan kemampuan beli konsumen Indonesia.