Bandar Lampung (Lampost.co) — Instagram kembali menjadi sorotan setelah meluncurkan fitur Instagram Map, yang memungkinkan pengguna berbagi lokasi secara real time dengan teman pilihan. Meskipun dirancang untuk meningkatkan interaksi, fitur baru Instagram ini justru memicu perdebatan sengit soal privasi pengguna dan keamanan online.
Bagaimana Cara Kerja Instagram Map
Fitur ini bersifat opsional. Pengguna harus mengaktifkannya secara manual sebelum mulai berbagi lokasi. Instagram memberikan opsi untuk membagikan lokasi kepada teman yang saling mengikuti, daftar Close Friends, atau daftar khusus. Lokasi akan diperbarui setiap kali aplikasi dibuka atau aktif kembali.
Meta menegaskan bahwa pengguna dapat mematikan fitur ini kapan saja. Namun, meski ada kontrol tersebut, sejumlah pengguna melaporkan bahwa lokasi mereka muncul tanpa izin. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa fitur bisa disalahgunakan.
Kritik dan Kekhawatiran Privasi
Banyak pengguna merasa fitur ini berpotensi membuka celah untuk stalking atau pelacakan yang tidak diinginkan. Beberapa bahkan membagikan pengalaman pribadi di media sosial, mengaku kaget saat menemukan lokasi rumah mereka terlihat oleh banyak orang.
Kelompok perempuan dan komunitas rentan menjadi pihak yang paling vokal menentang. Mereka menilai bahwa meski bersifat opt-in, risiko penyalahgunaan tetap tinggi. Bahkan, beberapa ahli keamanan digital menyarankan pengguna untuk tidak mengaktifkan fitur ini sama sekali.
Dampak terhadap Anak dan Remaja
Ahli keamanan online mengingatkan bahwa anak-anak dan remaja adalah kelompok yang paling rentan. Fitur berbagi lokasi berpotensi membuka peluang untuk bullying, pelecehan, atau pemantauan oleh pihak yang berniat jahat.
Kekhawatiran ini juga memicu respons dari kalangan politik. Dua senator Amerika Serikat, Marsha Blackburn dan Richard Blumenthal, menyerukan agar Meta menghentikan sementara Instagram Map hingga ada jaminan keamanan yang lebih jelas, terutama untuk pengguna di bawah umur.
Pertanyakan Transparansi
Walau Meta menyatakan fitur ini nonaktif secara default, banyak pengguna merasa cara peluncurannya terlalu diam-diam. Minimnya edukasi publik membuat banyak orang salah paham dan mengira fitur berbagi lokasi aktif otomatis. Strategi peluncuran seperti ini memunculkan kecurigaan, terutama di tengah tren meningkatnya kekhawatiran privasi pada platform media sosial.
Risiko Keamanan yang Lebih Luas
Kasus Instagram Map mencerminkan masalah yang lebih besar di industri media sosial. Berbagi informasi lokasi, bahkan kepada teman dekat, tetap menyisakan risiko. Data lokasi bisa untuk pelacakan berbahaya, pencurian identitas, atau kejahatan lain.
Ahli keamanan siber menyarankan pengguna selalu meninjau ulang pengaturan privasi, menggunakan fitur berbagi lokasi hanya saat benar-benar perlu, dan memastikan daftar teman yang bisa melihat lokasi benar-benar tepercaya.
Kesimpulan
Instagram Map adalah inovasi yang secara konsep bisa mempererat interaksi antar pengguna. Namun, tanpa edukasi yang memadai dan kontrol keamanan yang kuat, fitur ini lebih berpotensi menjadi ancaman daripada manfaat.
Pengguna sebaiknya berhati-hati, memeriksa pengaturan privasi, dan mempertimbangkan risiko sebelum mengaktifkan fitur berbagi lokasi. Dalam era digital saat ini, menjaga privasi sama pentingnya dengan menikmati kemudahan teknologi.