Bandar Lampung (Lampost.co) — Lampung kembali mengukuhkan diri sebagai salah satu lumbung singkong nasional. PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BSSW), produsen tepung tapioka di bawah naungan Sungai Budi Group, memulai ekspor perdana tahun ini dengan mengirim 10 ribu ton tapioka ke Taiwan, Minggu (10/8).
Poin Penting:
-
PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BSSW) ekspor perdana 10 ribu ton tapioca ke Taiwan.
-
Pengiriman melalui Pelabuhan Panjang yang menjadi pintu gerbang logistik internasional di Lampung.
-
Potensi peningkatan devisa, kesejahteraan petani, dan perluasan pasar ekspor.
Pengiriman ekspor perdana 10 ribu ton tapioka menggunakan jalur laut melalui Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung, yang menjadi pintu gerbang logistik internasional provinsi ini. Proses muat disaksikan Sucofindo untuk memastikan produk memenuhi standar mutu internasional. BSSW memilih pengiriman dalam peti kemas guna menjaga kualitas tapioka selama perjalanan dan mengurangi risiko kerusakan.
Langkah Strategis Menembus Pasar Global
Direktur PT BSSW Lampung, Oey Albert, menyatakan ekspor perdana 10 ribu ton tapioka merupakan strategi perusahaan memperluas pangsa pasar luar negeri sekaligus meningkatkan kontribusi pada devisa negara.
Baca juga: Harga Penerimaan Singkong Tanpa Rafaksi dengan Minimal Kadar Aci 24 Persen oleh Perusahaan Tapioka di Lampung Jadi Win-Win Solution
“Kami berkomitmen meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang terus berkembang,” ujar Oey Albert.
Menurutnya, Taiwan menjadi pasar strategis karena permintaan tapioka di negara tersebut terus meningkat, terutama untuk industri makanan, minuman, dan pakan ternak. “Kami melihat peluang besar di Taiwan. Ekspor perdana 10 ribu ton tapioka adalah langkah awal memperkuat posisi di pasar Asia Timur dan membuka jalur ke negara lain di kawasan tersebut,” katanya.
Peran Pelabuhan Panjang
Keberhasilan pengiriman ini juga menunjukkan kesiapan Pelabuhan Panjang dalam mendukung ekspor berskala besar. Fasilitas bongkar muat modern, dermaga yang memadai, serta sistem logistik efisien menjadi faktor penting dalam kelancaran ekspor komoditas unggulan Lampung.
Pelabuhan Panjang kini semakin diandalkan sebagai pusat distribusi produk pertanian dan industri olahan Lampung menuju pasar internasional.
Dampak Positif bagi Petani dan Industri Lokal
BSSW juga optimistis tren konsumsi pangan berbahan alami akan terus mendorong permintaan tapioka global. Selain itu, perusahaan berharap ekspor ini memicu pertumbuhan industri pengolahan singkong di dalam negeri serta menciptakan nilai tambah bagi petani.
“Kami ingin kegiatan ekspor perdana 10 ribu ton tapioka ini berdampak positif terhadap harga singkong di tingkat petani sehingga kesejahteraan mereka terjaga,” ujar Oey Albert.
Lampung terkenal sebagai sentra penghasil singkong terbesar di Indonesia. Data Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Lampung mencatat rata-rata produksi mencapai 7 juta ton per tahun. Sebagian besar diolah menjadi tapioka dan produk turunannya, yang memiliki daya saing tinggi di pasar internasional.
Peluang Pasar Ekspor Makin Terbuka
Dengan dukungan pemerintah daerah dan infrastruktur pelabuhan yang semakin modern, peluang memperluas pasar ekspor produk olahan singkong juga kian terbuka. Harapannya, ekspor perdana 10 ribu ton tapioka ke Taiwan tersebut menjadi pemicu semangat pelaku agrobisnis Lampung untuk lebih agresif menembus pasar dunia.
Selain itu juga memberikan dampak ekonomi bagi perusahaan, keberhasilan ini memperkuat citra Lampung sebagai daerah penghasil komoditas unggulan yang mampu bersaing di pasar global.