Jakarta (Lampost.co) — Pasar mobil listrik bekas di Indonesia memasuki babak baru dengan persaingan harga yang makin ketat. Penurunan harga terjadi cepat, membuat pedagang lebih selektif memilih unit yang akan dijual kembali.
Hyundai Ioniq 5 Bekas
Kelvin, pedagang mobil bekas di WTC Mangga Dua, mengungkap kondisi pasar saat ini lesu. Ia menyebut Hyundai Ioniq 5 yang baru sekitar Rp 800 juta, kini di pasar bekas hanya laku sekitar Rp 400 juta.
Menurut Kelvin, mobil listrik mirip ponsel. Model baru muncul cepat dengan harga lebih murah, membuat unit lama turun nilainya. Dampaknya, bukan hanya EV, kendaraan konvensional juga ikut terpengaruh.
BYD Masih Jadi Pilihan Aman
Beberapa model BYD seperti M6 dan Sealion 7 masih memiliki harga jual kembali yang cukup terjaga. Seal mengalami sedikit penurunan, tetapi tetap memiliki peminat yang stabil.
Pedagang Waspadai Merek Neta
Kelvin mengaku tidak mau menampung mobil listrik merek Neta, seperti Neta V, Neta V-II, dan Neta X. Menurutnya, harga bekas Neta bisa hanya Rp 100 jutaan.
Keraguan pedagang terkait Neta karena kabar global terkait induk perusahaan Neta, Hozon New Energy, tengah menghadapi permohonan peninjauan kebangkrutan di China akibat tunggakan pembayaran.
Neta Bantah Pailit, Fokus Restrukturisasi
Pihak Neta menegaskan operasional tetap berjalan. Perusahaan menjalani restrukturisasi dengan pengawasan pemerintah dan pengadilan Zhejiang. Rencana tersebut mencakup penyelesaian utang, menjaga produksi, memperkuat layanan purna jual, hingga meluncurkan tiga model global baru sebelum 2027.
Neta juga memperkuat kemitraan dengan CATL dan Huawei, serta menunjuk CEO baru dari kalangan eksekutif otomotif internasional.
Kondisi di Indonesia Masih Abu-Abu
Neta mengklaim bisnis luar negeri, termasuk Indonesia, tidak terdampak restrukturisasi. Namun, penutupan beberapa diler di Jakarta membuat pedagang tetap berhati-hati.
Kelvin menyebut risiko besar jika merek menghilang atau support sulit. Pedagang bisa rugi besar saat unit tidak laku di pasar.