Bandar Lampung (Lampost.co)—Sebanyak 111 atlet bela diri dari 9 cabang olahraga mengikuti tes fisik oleh Bidang Pembinaan Prestasi dan Sport Science Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Lampung. Tes fisik berlangsung mulai 21—22 Agustus 2025.
Poin penting:
- KONI Lampung menggelar tes fisik untuk atlet bela diri.
- Tes itu sebagai persiapan menuju PON Bela Diri 2025.
- Hasil tes menjadi dasar pelatih dalam menentukan strategi pembinaan dan pemilihan atlet.
“Tes ini sebagai bagian dari persiapan menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri 2025 di Kudus, Jawa Tengah,” ujar Wakil Ketua Umum II KONI Lampung Bidang Pembinaan Prestasi dan Sport Science, Riagus Ria, Rabu (20/8/2025).
Setiap cabang rata-rata menurunkan 10–11 atlet untuk menjalani serangkaian tes. Tes terbagi dua model sesuai dengan karakteristik masing-masing cabang olahraga.
Hari pertama tes khusus untuk cabor yang menekankan kecepatan seperti kempo, taekwondo, wushu, pencak silat, dan karate. Sementara itu, hari kedua bagi cabor dengan kekuatan bantingan, yakni gulat, tarung derajat, sambo, dan judo.
“Setiap cabang olahraga memiliki kebutuhan fisik yang berbeda. Sebab itu, tesnya pun menyesuaikan dengan karakteristik cabor. Ada yang lebih menitikberatkan pada speed, ada juga yang pada teknik bantingan,” katanya.
Tiga Aspek
Tes kali ini mencakup tiga aspek, yaitu fisik, kesehatan, dan psikologi. Tim pelaksana terdiri dari Bidang Binpres dengan Ketua Drs. Hendro Suyono untuk tes fisik, serta tim kesehatan dan psikologi di bawah pimpinan Dr. dr. Khairunnisa Berawi, M.Kes, AIFO.
Beberapa materi fisik yang menjadi ujian antara lain push up, sit up, fleksibilitas, kelincahan, lari 30 meter, vertical jump, koordinasi, keseimbangan, hingga multistage fitness (VO2 Max). Hasil dari rangkaian tes ini nantinya menjadi bahan evaluasi bersama antara KONI Lampung dan para pelatih cabor.
“Tes ini bukan sekadar formalitas, melainkan akan menjadi dasar bagi pelatih dalam menentukan strategi pembinaan dan pemilihan atlet. Kami masih punya waktu untuk mengevaluasi sebelum PON, sehingga sinergi antara KONI dan cabor bisa lebih terarah demi capaian prestasi terbaik untuk Lampung,” ujarnya.