Gunungsugih (Lampost.co) – Ni Made Ira Puspa, siswi SMA Negeri 1 Seputihmataram, Kabupaten Lampung Tengah, mewakili Provinsi Lampung sebagai anggota Pasukan Pengibaran Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara pada 17 Agustus 2025. Siswi yang akrab disapa Rara itu dikenal disiplin, konsisten, gigih, ceria, dan multitalenta. Selain prestasi akademiknya yang baik di hampir semua mata pelajaran, Rara juga memiliki bakat menari yang sering ditunjukkannya dalam kegiatan sekolah.
Sebelum terpilih menjadi Paskibraka Nasional, Rara berlatih dengan penuh semangat meski hanya menggunakan fasilitas sederhana. Ia membiasakan diri memegang baki dengan cara menggunakan nampan plastik berisi batu bata sebagai alat latihan di rumah.
“Rara sangat aktif di kelas. Ia sering maju untuk presentasi, antusias dalam setiap proyek, dan memiliki bakat menari. Dari sisi akademik, nilainya rata-rata baik di semua mata pelajaran,” ujar wali kelasnya, Made Ratna Sari, Rabu, 20 Agustus 2025. Ratna mengaku bangga dengan pencapaian siswinya itu.
Ia berharap Rara tetap rendah hati dan terus mengembangkan prestasi di bidang lain.
“Perjuangan dan kegigihannya luar biasa. Rara anak yang hebat. Harapan kami, ia tetap rendah hati dan bisa mengembangkan bakat di bidang lain karena dia memang serba bisa,” tambahnya.
Susanto selaku pembina Ekstrakurikuler Paskibraka sekaligus guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Seputihmataram menyampaikan hal senada. Menurutnya, Rara terkenal humoris, aktif di kegiatan sekolah, serta memiliki konsistensi dan komunikasi yang baik.
“Rara suka bercanda, tapi saat dapat tanggung jawab ia amanah dan disiplin. Kalau tidak bisa hadir latihan, ia selalu memberi kabar. Saat dapat masukan, ia bisa menjalankannya bahkan melebihi ekspektasi,” kata Susanto.
Ia menambahkan, Rara sangat dekat dengan kedua orang tuanya. “Hubungan mereka seperti kakak dan adik. Itu membuatnya punya dukungan moral yang kuat,” imbuhnya.
Proses Panjang
Rara menjalani proses panjang sebelum lolos ke tingkat nasional. Seleksi mulai sejak Februari 2025 di sekolah, kemudian berlanjut ke tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi.
Awalnya, ada 12 siswa mengikuti seleksi di sekolah. Lalu empat orang mewakili ke tingkat kecamatan. Dari situ Rara lolos ke tingkat kabupaten, mengikuti tes CAT dengan hasil di atas standar.
“Ia melanjutkan ke provinsi, hingga akhirnya lolos sebagai satu dari tiga putri yang mewakili Lampung ke tingkat pusat,” terang Susanto. Perjalanan itu cukup berat karena jarak rumah Rara ke sekolah mencapai 15 kilometer.
Ia harus pulang larut usai latihan, tetapi tetap konsisten dan tidak mudah terpengaruh hal negatif.
“Rara satu-satunya siswi yang lolos ke tingkat nasional. Itu perjuangan luar biasa dan menjadi kebanggaan bagi sekolah,” ujarnya.
Istana Negara
Saat pengibaran bendera di Istana Negara, Susanto hadir bersama orang tua Rara. Ia mengaku haru melihat siswinya mengibarkan Sang Merah Putih di hadapan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan jajaran.
“Usai pengibaran pagi, Rara sempat meminta maaf karena tidak bisa menempati posisi pembawa baki. Ia berada di pasukan tengah. Padahal sejak awal kami latih di posisi itu dengan menggunakan baki plastik berisi batu bata di rumah,” kata Susanto.
Meski demikian, Susanto menilai perjuangan Rara sangat luar biasa. “Bagi kami, Rara sudah mencatatkan sejarah sebagai siswi pertama SMA Negeri 1 Seputihmataram yang lolos menjadi Paskibraka Nasional,” tegasnya.
Kebanggaan
Bupati Lampung Tengah, Ardito Wijaya, turut mengapresiasi pencapaian Rara.
“Ini prestasi yang hebat dan membanggakan masyarakat Lampung Tengah. Untuk bisa lolos ke Paskibraka Nasional, harus melewati seleksi ketat dengan ratusan pesaing. Rara telah membuktikan kerja keras dan kedisiplinannya,” kata Ardito.
Ke depan, pihak sekolah berencana memberikan penghargaan khusus bagi Rara dan menyambut kepulangannya pada 22 Agustus 2025. “Prestasi ini akan menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk terus disiplin, gigih, dan mengharumkan nama sekolah hingga tingkat nasional,” pungkas Susanto. (Raeza)