Jakarta (Lampost.co) – Grup musik Bimbo lahir di Bandung pada pertengahan 1960-an. Awalnya, formasi terdiri dari Sam, Acil, dan Jaka Hardjakusumah. Ketiganya gemar membawakan lagu Barat bergaya folk. Nama Grup ini muncul pada 1966, ketika mereka tampil di TVRI.
Poin Penting
- Bimbo lahir di Bandung, 1960-an, Awalnya tampil sebagai The Alulas dan Aneka Nada
- Populer lewat lagu “Melati dari Jayagiri” dan “Flamboyan”
- Berani menyuarakan kritik sosial lewat musik
- Ciptakan lebih dari 800 lagu lintas genre dan raih banyak penghargaan bergengsi
Sutradara Hamid Gruno memberi nama spontan “Bimbo”. Nama itu dianggap cocok dan akhirnya melekat hingga kini.
Perjalanan Karier dari Singapura ke Nusantara
Perjalanan Bimbo tidak langsung mulus. Album awal mereka sempat ditolak label Indonesia. Namun, kesempatan datang ketika mereka tampil di Singapura tahun 1969. Di sana, mereka merekam album bersama label Polydor.
Dari situ lahir lagu “Melati dari Jayagiri” dan “Flamboyan”. Kedua lagu ini membuka jalan menuju ketenaran nasional.
Setelah sukses di Singapura, label Remaco Indonesia akhirnya bersedia mendistribusikan karya Bimbo.
Lagu Religi dan Identitas Musik Bimbo
Harmoni vokal menjadi ciri khas yang mudah dikenali. Pada 1970-an, mereka mulai mengeksplorasi tema religi.
Kolaborasi dengan Taufiq Ismail melahirkan karya abadi seperti “Sajadah Panjang” dan “Tuhan”. Lagu-lagu ini memperkuat identitas religi triogrup ini.
Setiap Ramadan, karya mereka selalu diputar kembali. Lagu religi mereka kini menjadi bagian budaya musik Indonesia.
Lagu Kritik Sosial dan Pesan Politik
Selain religi, Bimbo juga berani menyuarakan kritik sosial. Lagu Tante Sun pernah menuai kontroversi pada masa Orde Baru.
Mereka bahkan mengangkat isu global melalui lagu “Surat untuk Reagan dan Brezhnev”. Lagu lain seperti “Antara Kabul dan Beirut” juga sarat pesan.
Keberanian ini membuat Bimbo dikenal bukan hanya sebagai musisi, tetapi juga suara rakyat.
Produktivitas dan Penghargaan Bimbo
Bimbo telah menciptakan lebih dari 800 lagu dalam berbagai genre. Mulai pop, dangdut, keroncong, hingga musik Sunda.
Penghargaan bergengsi mereka antara lain Lifetime Achievement Award SCTV 2006 dan Legend Award AMI 2019
Bahkan, pemerintah pernah menerbitkan perangko bergambar Bimbo sebagai bentuk penghormatan.
Warisan Abadi Bimbo dalam Musik Indonesia
Hingga kini, karya mereka tetap relevan. Lagu religi mereka menjadi bagian penting tradisi Ramadan di Indonesia. Bimbo bukan hanya grup musik, melainkan simbol perjalanan budaya dan suara kritik masyarakat.