Jakarta (Lampost.co) — Animator 3D asal Pakistan, Junaid Miran, mengumumkan rencana menggugat pembuat film animasi Merah Putih: One For All. Ia menuding pihak kreator memakai enam karakter buatannya tanpa izin dan tanpa kredit.
Dalam video di kanal YouTube pribadinya, Junaid mengaku mendapat banyak dorongan dari netizen untuk membawa kasus itu ke jalur hukum.
“Begitu banyak dari kalian menulis dengan marah, semangat, dan cinta, meminta aku menuntut mereka,” kata Junaid.
Setelah mempertimbangkan, Junaid menyatakan siap melawan pihak yang bertanggung jawab. Ia bahkan menyampaikan tekadnya lewat karakter ciptaannya, Jayden. “Aku siap menuntut mereka yang melakukan ketidakadilan ini,” katanya.
Namun, ia juga menegaskan gugatan lintas negara memerlukan biaya besar. Untuk itu, ia meminta dukungan finansial dari penggemarnya.
Junaid merilis 10 karya digitalnya dengan harga 5 dolar AS atau sekitar Rp75 ribu per unit. Ia menyebut semua hasil penjualan untuk menyewa pengacara. “Kalau target biaya hukum tercapai, aku janji jalani itu sampai selesai,” jelasnya.
Kontroversi Film Merah Putih: One For All
Film animasi Merah Putih: One For All tayang di bioskop pada 14 Agustus lalu. Produksi Perfiki Kreasindo itu langsung menuai kritik.
Penonton menilai kualitas animasi masih kurang matang dari segi visual, alur, dan teknis. Kini, dugaan penggunaan karakter tanpa izin dari Junaid Miran menambah daftar kontroversi film tersebut.
Jika berlanjut ke jalur hukum, kasus itu bisa menjadi preseden penting bagi dunia animasi. Masalah hak cipta dalam industri kreatif lintas negara semakin mendapat sorotan.