Bandar Lampung (Lampost.co) – Program Revitalisasi Sekolah yang digulirkan pemerintah pusat menuai kritik. Sejumlah pengamat menilai program tersebut hanya berfokus pada perbaikan infrastruktur tanpa menyentuh akar persoalan pendidikan di Indonesia.
Pengamat pendidikan, Prof. Herpratiwi, menegaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) adalah kunci utama dalam membangun kualitas pendidikan. Ia mencontohkan, dalam teori organisasi belajar, SDM merupakan inti dari sistem pendidikan yang tak bisa digantikan oleh fasilitas fisik.
Menurutnya, penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran memang penting. Namun, pemerintah juga harus menaruh perhatian besar pada kualitas serta kesejahteraan tenaga pengajar. “Kalau SDM ditata dengan baik, tanpa gedung pun pendidikan bisa jalan. Jadi silakan sarana perbaiki atau revitalisasi, tetapi cek dulu SDM kita,” ujarnya, Senin, 15 September 2025.
Ia menambahkan, persoalan SDM pendidikan kerap diabaikan pemerintah. Mulai dari pemenuhan kebutuhan guru hingga jaminan kesejahteraannya masih menjadi masalah klasik yang belum tuntas. Padahal, kualitas pengajaran sangat bergantung pada kondisi tenaga pendidik.
“Kalau guru nyaman, ditempatkan di mana pun proses belajar akan efektif. Sebaliknya, gedung bagus tanpa kesejahteraan guru yang layak, pendidikan tetap tidak akan berjalan baik,” tegas Ketua Senat Unila itu.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung menyebut ada 148 SMA dan SMK di daerah itu yang masuk program revitalisasi. Kepala Disdikbud Lampung, Thomas Amirico, menjelaskan program tersebut merupakan prioritas presiden melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Tingkatkan Kualitas
Revitalisasi sekolah bertujuan meningkatkan kualitas sarana dengan membangun serta merehabilitasi ruang kelas, toilet, hingga laboratorium. Program itu juga menargetkan sekolah di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) agar kesenjangan akses pendidikan dapat ditekan.
Thomas menilai, dengan fasilitas yang layak, guru dan murid bisa beraktivitas dengan nyaman. Kondisi itu diharapkan berdampak positif terhadap konsentrasi belajar siswa sekaligus peningkatan prestasi sekolah.
Namun, kritik pengamat mengingatkan bahwa keberhasilan pendidikan tidak cukup hanya dengan pembangunan fisik. Faktor kesejahteraan dan kompetensi guru harus menjadi prioritas bersamaan agar program revitalisasi benar-benar membawa perubahan.