Bandar Lampung (Lampost.co) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung mencatat sebanyak 8.445 siswa kelas 12 SMA dan SMK telah mendaftar Kelas Migran Vokasi. Namun, keterbatasan guru bahasa Jepang membuat belum semua pendaftar bisa mengikuti program tersebut.
Kepala Disdikbud Lampung, Thomas Amirico, menjelaskan seluruh pendaftar membutuhkan 291 kelas beserta tenaga pengajar. Saat ini, Lampung baru memiliki 101 kelas yang tersebar di 15 kabupaten/kota dengan kapasitas 2.984 siswa. Artinya, masih ada 5.461 siswa yang menunggu giliran.
“Kendalanya adalah guru bahasa Jepang internal kita masih kurang. Karena itu, kami harus menambah tenaga pengajar dari luar,” ujar Thomas, Kamis, 18 September 2025.
Ia menambahkan, pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk merekrut guru tambahan. Anggaran tersebut telah masuk dalam APBD Perubahan 2025, tetapi pencairannya baru bisa dilakukan bulan depan. “APBD Perubahan sudah ketok palu, mudah-mudahan bulan depan sudah bisa direalisasikan agar kelas segera dimulai,” katanya.
Mulai Oktober
Thomas memastikan seluruh siswa yang mendaftar akan mulai mengikuti Kelas Migran Vokasi pada Oktober mendatang. Dengan tambahan tenaga pengajar, ia optimis program ini bisa berjalan sesuai target.
Selain bagi siswa kelas 12, program tersebut juga terbuka untuk alumni SMA dan SMK dengan biaya mandiri sebesar Rp2,5 juta. Saat ini, Kelas Migran Vokasi untuk alumni sudah berjalan di tujuh sekolah pada empat kabupaten/kota, yaitu Pesawaran, Tanggamus, Bandar Lampung, dan Metro.