Jakarta (Lampost.co) — Publik Kembali menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG). Badan Gizi Nasional (BGN) resmi menutup 40 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG MBG) karena terbukti melanggar SOP keamanan pangan MBG.
Poin Penting:
-
40 SPPG MBG ditutup BGN karena melanggar SOP keamanan pangan.
-
Mitra wajib memiliki tiga sertifikasi utama, yaitu higienitas, halal, dan air layak.
-
Kasus keracunan MBG jadi dasar pengetatan regulasi.
Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menyebut total ada 45 SPPG MBG yang kedapatan tidak menjalankan prosedur keamanan pangan sesuai standar. Dari jumlah itu, 40 dapur MBG langsung ditutup tanpa batas waktu.
“Penutupan berlaku hingga semua investigasi selesai dan fasilitas diperbaiki. BGN tidak akan kompromi dengan kesehatan anak,” kata Nanik, Jumat, 26 September 2025.
Baca juga:
Sertifikasi Jadi Syarat Utama
Nanik juga menegaskan BGN telah melayangkan surat resmi kepada seluruh mitra penyelenggara program MBG. Dalam surat itu, BGN memberi waktu satu bulan untuk melengkapi sertifikat higienitas dan sanitasi, sertifikat halal, serta sertifikat penggunaan air layak pakai.
“Jika dalam satu bulan SPPG MBG tidak memenuhi tiga sertifikasi itu, kami akan menutup dapur secara permanen,” ujarnya.
Ia menambahkan kontrak mitra MBG hanya berlaku satu tahun. Dalam kontrak tersebut, BGN memiliki kewenangan menghentikan kerja sama jika terbukti melanggar SOP.
“BGN tidak main-main dengan keamanan pangan MBG. Keselamatan anak Indonesia lebih penting dari sekadar target kuantitas,” katanya.
Ribuan SPPG MBG Terancam
Penutupan 40 SPPG MBG ini menimbulkan efek domino. Nanik menyesalkan tindakan lalai segelintir penyelenggara bisa berdampak pada ribuan lainnya.
“Akibat ulah 45 SPPG bermasalah, sekarang 9.400 SPPG MBG lain bisa ikut terancam,” ujarnya.
Menurutnya, kasus ini menjadi peringatan keras bagi seluruh penyelenggara dapur MBG. Setiap unit harus benar-benar disiplin menjalankan SOP keamanan pangan MBG agar kasus serupa tidak terulang.
Jadi Alarm Nasional
Penutupan ini tidak lepas dari maraknya kasus keracunan MBG di berbagai daerah. Data BGN mencatat sejak Januari hingga 22 September 2025, sudah terjadi ribuan kasus keracunan makanan MBG. Bahkan, beberapa kasus menimbulkan ratusan korban, termasuk siswa, balita, hingga ibu hamil.
Kondisi itu juga membuat Pemerintah Pusat mendapat tekanan publik agar memperketat pengawasan program MBG. Tanpa langkah tegas, khawatirnya keamanan pangan MBG semakin rapuh dan menurunkan kepercayaan masyarakat.