Pesisir Barat (lampost-co)— Harga beras di Pesisir Barat mengalami kenaikan signifikan. Mir, pemilik penggilingan padi di Pekon Way Nukak, mengatakan harga beras di pabriknya mencapai Rp15.000 per kilogram. Namun, stok beras di pabriknya kosong sejak satu bulan lalu.
“Panen padi di sini perkiraan bulan April nanti. Kalau sekarang, kalaupun ada gilingan padi di pabrik saya itu sebatas orang numpang menggiling padi milik mereka saja,” kata Mir.
Mir mengaku banyak permintaan beras, tetapi dia tidak bisa memenuhinya karena stok kosong. Dia memperkirakan harga beras bisa naik menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2024.
Sementara itu, Kabid Perdagangan Diskoperindag Kabupaten Pesisir Barat, Panji Adha Sentosa, belum bisa memastikan apakah harga komoditas pokok ini akan naik atau turun jelang Bulan Ramadhan.
“Belum tahu. Ada arahan dari Presiden untuk menyebarkan beras Bulog SPHP premium ke toko-toko ritel swalayan. Kalau benar turun ke toko-toko ritel, kemungkinan harga bisa turun,” kata Panji.
Pasar Mesuji
Tidak hanya di Pesisir Barat, harga bahan pokok di Mesuji secara konsisten terus mengalami kenaikan. Padahal, kabupaten tersebut termasuk lumbung padi di Lampung.
“Harganya sangat terasa dampaknya karena sekarang Rp15.000 per kg. Penyebabnya tidak tahu juga,” kata Yani, warga Kecamatan Simpang Pematang, Minggu, 18 Februari 2024.
Bahkan, harga bahan pokok itu di pasar Kota Terpadu Mandiri (KTM), Kecamatan Mesuji Timur, mencapai Rp15.500.
“Samping kiri dan kanan kami sawah, tetapi harga beras tidak tertahan dan naik terus,” ujar Warsito, warga setempat.
Dia berharap pemerintah dapat segera menurunkan komoditas utama ini. “Kami mau harga beras dapat segera turun dan masyarakat sekarang dijerat situasi serba sulit dengan naiknya berbagai bahan pokok,” ujarnya. (Yon Fisoma)