Bandar Lampung (Lampost.co) — Dunia siber kembali diguncang dengan kemunculan varian terbaru ransomware LockBit 5.0. Menurut laporan Trend Micro, ancaman ini menargetkan sistem operasi Windows dan Linux, termasuk infrastruktur virtualisasi VMware ESXi, dengan teknik serangan yang semakin canggih.
LockBit 5.0 disebut memiliki kemampuan obfuscation atau penyamaran kode, disertai pengemasan DLL dan metode anti-analisis. Teknik ini membuat ransomware sulit dikenali perangkat lunak antivirus di Windows. Sementara itu, pada sistem Linux, malware ini mampu mengenkripsi direktori, file tertentu, hingga mesin virtual ESXi, yang dapat mengakibatkan kerusakan total pada layanan berbasis virtualisasi.
Trend Micro menjelaskan, deteksi serangan LockBit 5.0 membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini karena proses identifikasi harus dilakukan dengan pemindaian menyeluruh, mengingat malware dirancang untuk menyulitkan analisis forensik digital.
LockBit sendiri merupakan salah satu keluarga ransomware paling aktif beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, LockBit 3.0 sempat menjadi momok karena mampu menyerang berbagai lembaga dan perusahaan berskala global. Kehadiran LockBit 5.0 menandai peningkatan signifikan dalam hal kompleksitas dan daya rusak.
Pakar keamanan siber mengingatkan, organisasi maupun pengguna individu perlu memperkuat sistem pertahanan digital. Langkah yang dapat ditempuh antara lain memperbarui sistem operasi, melakukan backup data secara rutin, serta memasang solusi keamanan yang dapat mendeteksi pola serangan terbaru.
Kemunculan LockBit 5.0 menjadi peringatan keras bahwa pelaku kejahatan siber terus mengembangkan metode baru. Oleh karena itu, kewaspadaan, literasi digital, serta kesiapan mitigasi harus ditingkatkan untuk meminimalkan dampak serangan.