Bandar Lampung (Lampost.co) — Pegawai Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Bengkulu dan Lampung mengikuti Bimbingan Teknis Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Tahun 2025, Rabu, 1 Oktober 2025. Kegiatan ini terselenggara pada Auditorium Rafflesiger Lt. 5.
Acara tersebut dihadiri Kepala Kanwil DJP Lampung-Bengkulu Retno Sri Sulistyani yang didampingi Kabid P2-Humas Tunas Hariyulianto. Sebagai narasumber panitia mengundang Wartawan Senior Lampung Post sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal II PWI Pusat, Iskandar Zulkarnain.
Kemudian Iskandar menekankan pentingnya peran humas sebagai penjaga citra organisasi sekaligus penghubung komunikasi antara instansi dengan masyarakat dan media. Ia menjelaskan, humas tidak hanya bertugas menyampaikan informasi. Tetapi juga memastikan pesan positif organisasi tersampaikan dengan tepat.
“Humas tidak hanya menyampaikan informasi. Tetapi juga memastikan pesan positif organisasi sampai ke publik secara tepat,” ujarnya.
Selanjutnya pemahaman jurnalistik dan kemampuan menulis berita sangat penting bagi pegawai humas. Dengan keterampilan ini, para pegawai dapat memproduksi press release yang menarik dan membentuk opini publik melalui berita yang baik.
“Dengan memahami jurnalistik. Humas bisa membuat press release yang enak terbaca, kontennya dilirik media, dan opini publik terbentuk melalui berita yang baik,” tambahnya.
Ragam Penulisan
Lalu Iskandar memaparkan, ragam penulisan berita memiliki fungsi strategis dalam komunikasi humas. Seperti straight news, yaitu efektif untuk pengumuman penting atau informasi yang sensitif waktu. Sementara laporan mendalam atau indepth cocok untuk isu kompleks. Kemudian format feature, ideal untuk membangun koneksi emosional dengan audiens.
“Straight news efektif untuk pengumuman penting atau informasi sensitif waktu. Sedangkan laporan mendalam cocok untuk isu kompleks, dan feature ideal untuk membangun koneksi emosional dengan audiens,” jelasnya.
Kemudian format straight news mampu menyampaikan pesan inti secara cepat dan objektif. Sedangkan laporan mendalam memberikan ruang untuk menyajikan data, analisis, dan perspektif ahli. Format ini menunjukkan komitmen organisasi terhadap transparansi dan akuntabilitas.
“Dalam bentuk tulisan feature, kisah-kisah humanis lebih mudah teringat dan dapat menciptakan ikatan yang kuat dengan publik,” ujarnya.
Lalu Iskandar juga menekankan pentingnya etika dan akurasi dalam setiap penulisan berita. Pegawai humas untuk selalu mengecek fakta, menjaga transparansi, menghormati kebebasan pers, dan menghindari kesalahan umum seperti tata bahasa dan ejaan.
“Kepercayaan publik terbangun dari kejujuran. Jangan manipulasi fakta, plagiasi, atau menyesatkan publik,” tegasnya.
Selanjutnya tips praktis untuk humas DJP mencakup menangkap sisi berita dari setiap kegiatan, menulis ringkas dan padat, membuat judul dan lead yang menarik. Kemudian memahami kebutuhan media, memanfaatkan berbagai platform komunikasi, serta membangun citra DJP melalui berita yang kredibel.
Kegiatan ini harapannya meningkatkan profesionalisme humas DJP Bengkulu-Lampung. Dengan kemampuan jurnalistik yang mumpuni, humas dapat memperkuat hubungan organisasi dengan publik dan mendukung transparansi serta akuntabilitas instansi pemerintah.