Bandar Lampung (Lampost.co) — Pergantian direksi di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Lampung kembali memicu sorotan publik. Menurut pengamat kebijakan publik Universitas Lampung (Unila), Vincensius Soma Verrer, momentum ini tidak boleh hanya sebagai formalitas belaka. Pergantian direksi BUMD Lampung harus menjadi pintu reformasi struktural yang menyentuh akar tata kelola perusahaan daerah.
Poin Penting:
-
Pergantian direksi BUMD Lampung harus jadi momentum reformasi struktural.
-
Potensi pertanian, energi, dan pariwisata harus dioptimalkan.
-
Direksi baru dituntut menghadirkan nilai finansial dan sosial.
Vincensius juga menegaskan rekam jejak BUMD Lampung selama ini lebih sering menampilkan laporan kerugian daripada keuntungan. Padahal, BUMD seharusnya berfungsi sebagai motor ekonomi lokal. Karena itu, direksi baru BUMD Lampung untuk menghadirkan orientasi bisnis publik yang jelas, bukan sekadar menjadi perpanjangan kepentingan politik.
“Pergantian direksi jangan hanya sebagai parkir politik. Direksi dan komisaris BUMD Lampung harus profesional, independen, dan berani melakukan audit total,” ujarnya.
Baca juga: Direksi Baru BUMD Lampung Siap Berbenah demi Tingkatkan PAD
Butuh Tata Kelola Profesional
Menurut Vincensius, BUMD Lampung harus menunjukkan perubahan dalam dua dimensi: menghasilkan keuntungan finansial dan memberi nilai tambah publik. Jika hanya berfokus pada salah satunya, masyarakat akan terus mempertanyakan keberadaan BUMD. Transparansi, akuntabilitas, dan inovasi menjadi kunci agar BUMD Lampung kembali mendapat kepercayaan.
Selain itu, dia juga mengingatkan sangat perlu audit menyeluruh. Langkah ini bukan hanya untuk mengetahui kelemahan manajemen lama, tetapi juga menjadi fondasi reformasi BUMD yang berorientasi pada kinerja nyata.
Fokuskan Potensi Ekonomi Lokal
Pengamat tersebut juga menekankan pentingnya mengaitkan bisnis BUMD dengan kekuatan lokal Lampung. Potensi sektor pertanian, energi, hingga pariwisata bisa menjadi sumber bisnis baru. Direksi baru BUMD Lampung wajib memastikan setiap rencana bisnis memiliki benang merah dengan keunggulan daerah.
“BUMD Lampung jangan sekadar mencari keuntungan finansial. Nilai tambah sosial juga harus hadir agar masyarakat merasakan manfaat langsung,” katanya.
Dengan memanfaatkan kekuatan lokal, BUMD Lampung tidak hanya akan mencetak laba, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, menggerakkan UMKM, dan memperkuat kemandirian ekonomi daerah.
Public Value Jadi Indikator Utama
Masyarakat Lampung menaruh ekspektasi besar pada direksi baru BUMD. Bukan hanya keuntungan, tetapi juga public value harus menjadi tujuan utama. Artinya, BUMD Lampung perlu hadir sebagai perusahaan publik yang bertanggung jawab secara finansial sekaligus sosial.
“Yang masyarakat harapkan adalah BUMD Lampung tidak hanya mendulang profit. Mereka juga harus menyelaraskan skema kerja dengan tanggung jawab sosial,” ujar Vincensius.
Tantangan Reformasi Direksi Baru
Direksi baru BUMD Lampung kini menghadapi tantangan besar. Mereka harus menghapus stigma buruk, membenahi tata kelola, dan mendorong kinerja bisnis yang konsisten. Selain itu, mereka harus berani mengurangi intervensi politik dalam setiap kebijakan perusahaan.
Jika langkah reformasi tidak berjalan, BUMD Lampung berisiko tetap stagnan. Namun, jika direksi baru bergerak progresif, BUMD dapat menjadi motor pertumbuhan PAD Lampung sekaligus contoh sukses transformasi perusahaan daerah.