Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung menggulirkan program alih komoditas pertanian untuk memperkuat produksi pangan. Lahan yang sebelumnya tertanam singkong untuk beralih ke komoditas padi gogo dan jagung dengan dukungan akses permodalan. Program tersebut berjalan di sejumlah wilayah.
Petani Desa Sindang Sari, Kecamatan Tanjung Bintang, Triono, mengaku peralihan komoditas dari singkong ke jagung memberi prospek lebih baik bagi kelompok tani di wilayahnya.
“Dulu kami menanam singkong, tapi harganya tidak stabil dan kadang hanya balik modal. Sekarang kami mulai beralih ke jagung karena prospeknya lebih baik. Apalagi dengan adanya bantuan KUR dan jaminan penyerapan Bulog,” ujar Tri, Rabu, 8 Oktober 2025.
Triono menjelaskan, saat ini menggarap dua hektare lahan jagung dan berencana memperluas hingga lima hektare. Dukungan modal dari KUR memberi ruang bagi petani untuk meningkatkan skala produksi.
“Dari segi keuntungan lebih baik di jagung daripada dengan singkong. Kemarin kami panen singkong itu cuma balik modal saja,” kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Lampung, Elvira Umihanni, mengatakan hingga Agustus 2025 terdapat 9.558,32 Ha lahan yang beralih komoditas ke padi gogo dan jagung. Langkah itu untuk menjaga ketersediaan pangan dan pendapatan petani.
Dalam realisasi program, pemerintah juga menggandeng perbankan. Bank Lampung tercatat menyalurkan KUR jagung kepada 91 debitur senilai Rp5,6 miliar dan KUR padi kepada 216 debitur dengan nilai Rp9,6 miliar.
“Selain itu, terdapat 1.160 calon debitur yang lolos uji kelayakan kredit dan siap diproses,” ujarnya.
Sebagai dukungan konkret, Gubernur Lampung juga menetapkan Keputusan Gubernur Nomor G/661/5.21/HK/2025 tentang Satgas Percepatan Pengembangan Kawasan Komoditas Padi dan Jagung untuk Ketahanan Pangan.