Jakarta (Lampost.co) — Industri otomotif dalam negeri tengah terpuruk. Penurunan daya beli masyarakat dan tingginya tarif pajak kendaraan membuat penjualan mobil terus merosot dalam beberapa tahun terakhir.
Asisten Deputi Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Elektronika, dan Aneka (Ilmate) Kemenko Perekonomian, Atong Soekirman, menyebut produsen otomotif dapat mengusulkan penurunan tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Hal itu menjadi langkah strategis untuk menekan harga jual.
Menurut Atong, langkah itu bukan hal baru. Beberapa tahun lalu, produsen kendaraan listrik juga pernah mengajukan pembebasan tarif BBNKB ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Mungkin bisa mulai dengan pendekatan non-pajak seperti BBN-KB. Cukup dengan surat dari Permendagri soal kebijakan BBN untuk kendaraan listrik,” ujar Atong.
Dia menegaskan strategi itu untuk menggerakkan kembali penjualan kendaraan roda empat yang stagnan di tengah turunnya daya beli masyarakat.
Penjualan Mobil Turun, EV Justru Naik
Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, total penjualan mobil periode Januari–Agustus 2025 hanya mencapai 500.951 unit. Angka itu turun dari 560.552 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, kendaraan listrik (EV) menunjukkan pertumbuhan pesat. Pangsa pasar EV naik signifikan dari 0,1% pada 2019 menjadi 18,4% pada Agustus 2025. Sebaliknya, kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) turun drastis dari 99,99% menjadi 81,6% dalam periode yang sama.
“Mungkin dari pihak pengusaha bisa mengusulkan penurunan BBN-KB, bukan penghapusan total,” kata dia.
Gaikindo Minta Insentif untuk Pulihkan Pasar
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga mendorong pemerintah agar memberikan insentif jangka pendek untuk memperkuat kembali penjualan otomotif nasional sepanjang 2025.
Gaikindo menilai langkah penurunan BBN-KB bisa menjadi solusi cepat untuk menstimulasi permintaan di tengah kondisi ekonomi yang melemah.
Meski industri otomotif sedang tertekan, para pelaku usaha optimistis pasar bisa pulih jika pemerintah memberikan kebijakan fiskal yang tepat. Penurunan tarif BBN-KB bisa menekan harga jual mobil, menarik minat konsumen, serta menjaga momentum pertumbuhan industri otomotif nasional.








