Bandar Lampung (Lampost.co) — Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Lampung terus bergerak memperkuat kualitas pendidikan melalui inovasi digital. UPT Kemendikdasmen ini resmi mengembangkan sistem pemetaan kompetensi guru berbasis aplikasi digital untuk memetakan kemampuan guru SMA, SMK, dan SLB secara akurat dan terukur di seluruh wilayah Lampung.
Poin Penting:
-
BGTK Lampung meluncurkan pemetaan digital kompetensi guru lewat aplikasi Schoolmedia.
-
Data hasil pemetaan menjadi dasar intervensi peningkatan kompetensi berjenjang.
-
Menerapkan model Tutor Sebaya untuk menguatkan guru secara kolaboratif.
Kolaborasi dengan Disdikbud Lampung
Program lahir dari kolaborasi antara BGTK Lampung dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung. Kepala Dinas Pendidikan dan Kbudayaan Lampung, Thomas Amirico, menilai perlunya langkah strategis karena rendahnya jumlah lulusan SMA/SMK yang berhasil masuk perguruan tinggi negeri. Menurutnya, pemetaan kompetensi guru menjadi kunci memperkuat kualitas lulusan sekolah menengah.
Sementara Kepala BGTK Lampung, Hendra, menegaskan instrumen penyusunan pemetaan dengan standar akademik ketat. BGTK melibatkan pakar dari Universitas Lampung (Unila), UIN Raden Intan Lampung, hingga Ganesha Operation untuk menjamin validitas data dan relevansi asesmen.
“Semua instrumen kami rancang sangat serius, melibatkan para ahli agar hasilnya benar-benar bermanfaat bagi penguatan kompetensi guru,” kata Hendra.

Digitalisasi Pendidikan Semakin Konkret
Pemetaan kompetensi guru menggunakan aplikasi digital Schoolmedia, yang dirancang user friendly dan tidak bergantung pada perangkat PC. Uji coba secara internal, lalu memperluas ke seluruh peserta agar asesmen berjalan mulus saat implementasi.
Pada 18 Oktober 2025 lalu, ribuan guru mengikuti pemetaan awal untuk 14 mata pelajaran utama, serta tiga asesmen umum: pedagogi, kepribadian, dan sosial. Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal ikut meninjau langsung pelaksanaan di SMAN 9 Bandar Lampung dan SMAN 5 Bandar Lampung.
Hendra juga menjelaskan hasil asesmen tidak berhenti sebagai data, tetapi segera menindaklanjutinya menjadi program pelatihan lanjutan — termasuk penerapan model Tutor Sebaya.
“Output-nya adalah tindakan nyata, bukan hanya laporan,” ujarnya.
Jadwal evaluasi enam bulan pascapemetaan untuk mengukur tingkat perbaikan kompetensi guru secara merata.
Menuju Pusat Guru Unggul Berbasis Digital
Sementara itu, tahap awal program baru 2.674 guru dari total 14.398 guru di Lampung yang mengikuti. Ke depan, akan memperluas sistem digital ke seluruh jenjang pendidikan.
“Kami ingin tidak ada lagi kesenjangan kompetensi antarguru. Semua memiliki standar yang sama, dan Lampung menjadi provinsi yang siap menyuplai tenaga pendidik unggul dan berdaya saing,” kata Hendra.








