Bandar Lampung (Lampost.co) — Kasus pneumonia di Provinsi Lampung masih didominasi oleh anak usia di bawah lima tahun (balita). Untuk menekan angka tersebut, masyarakat diimbau rutin melakukan imunisasi dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, Lusi Darmayanti, menekankan pentingnya pemberian vaksin tepat waktu bagi anak. Ia menyebut vaksin influenza dan vaksin terhadap patogen pernapasan lain berperan besar dalam mencegah pneumonia.
“Orang tua jangan menunda imunisasi. Pemberian vaksin influenza dan patogen pernapasan lainnya penting untuk melindungi anak dari pneumonia,” ujarnya, Senin, 27 Oktober 2025.
Selain imunisasi, Lusi juga mendorong masyarakat membiasakan PHBS, seperti mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir sebelum berinteraksi dengan anak. Kebiasaan sederhana ini dapat mengurangi risiko penularan bakteri, virus, maupun kuman penyebab penyakit.
“Segera bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat bila muncul gejala seperti batuk, demam, atau kesulitan bernapas. Penanganan dini bisa mencegah kondisi menjadi berat,” tambahnya.
Ventilasi
Ia juga menyoroti pentingnya ventilasi dan sirkulasi udara di rumah. Udara yang bersih dan aliran ventilasi yang baik membantu menjaga kesehatan sistem pernapasan keluarga, terutama anak-anak.
Berdasarkan data Dinkes Lampung, terdapat 6.815 kasus pneumonia pada balita, atau 38,35 persen dari total kasus di provinsi tersebut. Sementara itu, kelompok usia 19–59 tahun mencatat 2.523 kasus. Kemudian, usia remaja (10–18 tahun) sebanyak 2.353 kasus, lansia (60 tahun ke atas) sebanyak 2.305 kasus, dan anak usia 5–9 tahun sebanyak 1.833 kasus.
“Secara keseluruhan, tercatat 15.829 kasus pneumonia di Lampung, dan jumlah terbanyak berasal dari Kabupaten Pesawaran dengan persentase 62,79 persen,” jelas Lusi.
Dengan langkah pencegahan yang konsisten melalui imunisasi, PHBS, dan perbaikan lingkungan rumah, pemerintah berharap bisa menekan angka pneumonia pada balita.








