Bandar Lampung (Lampost.co) — Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Akhmad Munir, menegaskan bahwa Pekan Pendidikan Wartawan merupakan upaya strategis untuk menjaga marwah, martabat, dan profesionalitas insan pers di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan derasnya arus informasi.
Dalam sambutannya, Munir menyampaikan bahwa sejak awal berdirinya, PWI memiliki DNA perjuangan yang kuat. “PWI lahir bukan sekadar menyatukan wartawan, tetapi bagian dari perjuangan bangsa,” ujarnya.
Ia menyoroti ancaman serius yang muncul dari fenomena post-truth, misinformasi, hingga hoaks yang semakin merusak kualitas ruang publik.
Untuk itu, Munir menegaskan bahwa wartawan harus menjadi garda terdepan dalam melawan informasi sesat dan menjaga keutuhan fakta.
Menurutnya, integritas profesi jurnalis sedang berada pada titik krusial. Ia mengingatkan agar wartawan tidak terjebak pada budaya copy paste maupun penggunaan teknologi kecerdasan buatan tanpa verifikasi di lapangan.
Selain itu, Munir memaparkan langkah PWI bersama asosiasi media dalam memperjuangkan insentif pajak bagi perusahaan pers. Serta mendorong penguatan Protokol Jakarta agar produk jurnalistik mendapat pengakuan penuh sebagai karya berhak cipta.
Baca Juga:
Gubernur Lampung Tegaskan Integritas Wartawan Tak Tergantikan di Era AI
Sampaikan Dukungan
Pada kesempatan yang sama, Munir juga menyampaikan dukungan terhadap rencana Provinsi Lampung menjadi tuan rumah Hari Pers Nasional (HPN) dan Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) 2027.
Ia menilai Lampung memiliki kesiapan mumpuni yang diperkuat oleh komitmen pemerintah daerah.
“Dengan berbagai tantangan yang dihadapi dunia pers saat ini, Pekan Pendidikan Wartawan diharapkan mampu menjadi ruang penguatan kapasitas. Sekaligus pengingat bagi insan media untuk terus menjunjung tinggi etika, integritas, dan nilai-nilai perjuangan jurnalistik,” katanya.








