Bandar Lampung (Lampost.co) – Kekerasan di lingkungan madrasah menjadi salah satu fokus kerja Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Lampung, Zulkarnain. Menurutnya sangat penting menghadirkan lingkungan yang aman dan inklusif di lingkungan pendidikan.
Ia mengungkapkan, dalam menciptakan lingkungan pendidikan inklusif Kementerian Agama memiliki kurikulum berbasis cinta. Kurikulum ini mendorong madrasah untuk menjadikan cinta dan kasih sayang sebagai landasan pembelajaran.
“Menteri agama sudah memberikan solusi mengatasi kekerasan di sekolah melalui kurikulum cinta,” kata Zulkarnain, Rabu, 19 November 2025.
Melalui kurikulum itu madrasah menanamkan nilai-nilai kemanusiaan melalui proses pembelajaran. Tidak hanya melalui mata pelajaran, penanaman nilai-nilai itu juga dilakukan dengan memberikan contoh langsung di lingkungan pendidikan.
“Nilai-nilai kemanusiaan masuk dalam kurikulum di madrasah sehingga mereka sejak dini menumbuhkan rasa saling mencintai dengan adanya perbedaan,” ujarnya.
Zulkarnain menjelaskan, peserta didik harus memiliki pemahaman bahwa perbedaan otu merupakan rahmat dari Allah. Perbedaan tidak menjadi sumber pertikaian namun menumbuhkan rasa saling menyayangi dan melindungi.
“Perbedaan itu adalah sebuah rahmat yang harus kita syukuri dengan saling menyayangi dan saling jaga bukan untuk menimbulkan konflik,” jelasnya.
Zulkarnain menambahkan, setiap anak memiliki masing-masing kelebihan dan kelemahan. Tugas madrasah adalah menemukan dan membimbing siswa untuk mengembangkan kelebihan siswa.
“Semua anak itu istimewa Allah ciptakan, tapi ada kelemahan dan kelebihan, tinggal kita melihat dan mengembangkan potensi mereka,” tutupnya.








