Bandar Lampung (Lampost.co)—Fakultas Teknik Universitas Lampung kembali menyelenggarakan Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industri (SINTA) serta Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat dan Inovasi (SENAPATI), di Hotel Emersia, Bandar Lampung, Selasa, 25 November 2025.
Poin penting:
- Fokus pada inovasi teknologi dan transformasi infrastruktur.
- Penguatan peran dan kapasitas masyarakat.
- Kolaborasi multi-stakeholder dan target keluaran ilmiah.
Seminar ini mengusung tema besar Inovasi Teknologi dan Pemberdayaan Masyarakat Menuju Transformasi Infrastruktur Berkelanjutan.
Adapun narasumber yang hadir, yakni Guru Besar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Prof. Ir. Mohammed Ali Berawi; Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal; Deputi Pendidikan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ar. Suwardana Winata; dan Guru Besar Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Prof. Dr. Ir. Chatarina Niken DWBSU.
Ketua Panitia, Dr. Ir. Citra Persada menjelaskan penyelenggaraan SINTA & SENAPATI 2025 dirancang untuk menjawab tiga agenda strategis pembangunan infrastruktur Indonesia. Akselerasi adopsi teknologi dalam perencanaan, desain, operasi, dan pemeliharaan infrastruktur yang makin berbasis data, cerdas, serta efisien sumber daya.
“Penguatan kapasitas komunitas, menempatkan warga sebagai subjek aktif dalam perencanaan, implementasi, monitoring, dan pemeliharaan infrastruktur. Mewujudkan keterhubungan riset, kebijakan aksi melalui kolaborasi lintas perguruan tinggi, pemerintah, industri, asosiasi profesi, dan masyarakat,” ujarnya.

Menguatkan Kolaborasi dan Inovasi untuk Infrastruktur Berkelanjutan
Citra mengatakan selaras dengan tujuan tahun sebelumnya, SINTA & SENAPATI 2025 memperkuat perannya sebagai ruang diseminasi ilmiah dan teknologi yang menghasilkan solusi replicable, measurable, dan scalable untuk meningkatkan layanan dasar serta ketangguhan kota/daerah.
“Fokus isu Seminar SINTA 2025 memusatkan perhatian pada pengembangan teknologi keteknikan yang mencakup perencanaan dan desain berbasis teknologi cerdas yang inklusif. Smart and resilient infrastructure, energi baru dan terbarukan, material hijau untuk infrastruktur berkelanjutan. Selanjutnya, teknologi pendukung blue and green energy, dan transformasi teknologi bidang ketahanan pangan,” ujargnya.
Sementara itu, SENAPATI 2025 menekankan penguatan masyarakat dalam penerapan inovasi, melalui isu co-creation dan perencanaan partisipatif tingkat desa/kelurahan. Teknologi tepat guna berkelanjutan, penguatan UMKM dan koperasi layanan. Kemudian, skema pembiayaan kolaboratif dan inklusif, dan transformasi teknologi ketahanan pangan untuk kesejahteraan masyarakat.
“Keluaran ilmiah dan praktis SINTA & SENAPATI 2025 menargetkan tiga bentuk keluaran utama, prosiding ber-ISSN (E-ISSN: 2685-0427) sebagai publikasi artikel ilmiah terpilih. Policy brief dan project brief berisi rekomendasi kebijakan, model bisnis, dan prototipe teknologi terapan,” kata dia.
Ia mengatakan jejaring kolaborasi antara akademisi, pemerintah, industri, dan masyarakat sebagai fondasi tindak lanjut implementasi.
“Pendekatan teknologi dan pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai co-designer dan co-owner solusi, menekankan keterpakaian, keterjangkauan, kemudahan pemeliharaan, serta dampak sosial–lingkungan sebagai indikator keberhasilan teknologi,” ujarnya.








