Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung bersama Pertamina dan stakeholder terkait berkoordinasi untuk membahas fenomena meningkatnya antrean panjang di sejumlah SPBU di Lampung dalam beberapa pekan terakhir.
Hal tersebut difokuskan untuk memastikan ketersediaan BBM dan LPG tetap aman serta pelayanan kepada masyarakat berjalan optimal.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung, Mulyadi Irsan, menjelaskan bahwa pemerintah mengambil langkah cepat agar situasi di lapangan tidak semakin mengganggu aktivitas masyarakat.
“Intinya, kami mendiskusikan terkait fenomena antrean panjang yang terlihat di beberapa SPBU. Untuk itu, Pemprov bersama Pertamina berdiskusi agar kondisi ini tidak terus terjadi. Sehingga pemerintah dapat memberikan layanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Mulyadi.
Ia juga menjelaskan berdasarkan data dari Pertamina, realisasi kuota energi Provinsi Lampung sepanjang 2025 untuk Biosolar mendapat kuota 790.765 KL.
Hingga November, realisasi sudah mencapai 89,91 persen dan masih tersedia sekitar 10 persen untuk mencukupi kebutuhan hingga akhir Desember.
Pemprov mengusulkan peningkatan pasokan harian dari 2.100 KL menjadi 2.450 KL untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan pada Desember.
Untuk Pertalite dari kuota 748.883 KL, telah terserap 80,57 persen. Sehingga masih terdapat sekitar 15 persen pasokan yang belum teralokasi hingga akhir tahun.
Sementara LPG 3 kg dari total alokasi 217.836 MT, realisasi telah mencapai 98,9 persen dan menyisakan sekitar 2 persen untuk distribusi tahap akhir.
Baca Juga:
Dinas ESDM Lampung Minta Sistem Kuota BBM Dibuat Fleksibel
Aman hingga Akhir Desember
Mulyadi menegaskan bahwa ketiga komoditas yakni biosolar, pertalite, dan LPG diproyeksikan aman hingga akhir Desember sesuai penjelasan Pertamina.
Selain itu, kebutuhan Dexlite yang meningkat tajam belakangan ini juga menjadi perhatian. Pertamina dijadwalkan melakukan suplai tambahan pada 11 Desember untuk memastikan kelancaran distribusi dan mengurai antrean di sejumlah SPBU.
Menurut Mulyadi, antrean yang terjadi karena adanya pembatasan kuota dan distribusi dari Pertamina pada masing-masing SPBU.
“Kenapa terjadi antrean? Karena memang fenomenanya, SPBU dibatasi kuota dan distribusinya oleh Pertamina,” jelasnya.
Pemprov Lampung berharap langkah antisipatif yang telah dibahas bersama Pertamina dapat segera mengatasi permasalahan antrean panjang ini. Serta memastikan kebutuhan energi masyarakat terpenuhi tanpa hambatan hingga pergantian tahun.








