Kotabumi (Lampost.co)—Perkembangan teknologi informasi menjadi tantangan di dunia pendidikan. Guru sebagai pengajar harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman agar proses pembelajaran tetap relevan dan dapat peserta didik terima.
Poin penting:
- Guru dituntut adaptif terhadap teknologi dan AI.
- Inovasi pembelajaran jadi kunci semangat belajar siswa.
- Karakter dan sikap lebih menentukan keberhasilan pendidikan.
Hal tersebut menjadi pembahasan tiga pemateri Workshop Lampung Utara Great Teacher: Saya Guru Hebat, Milenial Berprestasi. Kegiatan ini merupakan kerja sama PGRI Lampung Utara, Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Utara, promotor event Herdinal Sky, dan didukung Lampung Post sebagai media partner.
“Zaman sudah berubah. Teknologi berkembang demikian pesat saat ini. Jika guru tidak terbarukan (update), jangan-jangan akan ketinggalan dari siswanya,” ujar Coach Sandy Muharam dalam sesi Challenges In Education Today.
Baca juga: Lampung Utara Usung Pembangunan Berbasis Budaya
Terlebih saat ini, ujarnya, teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) telah berkembang pesat dan digunakan menjadi alat bantu aktivitas manusia, termasuk siswa.
“Karena itu, guru saat ini harus lebih menguasai AI ketimbang siswa,” ujarnya.
Sekjen PB PGRI, Dudung Abdul Qodir, dalam sesi Guru Masa Depan & Masa Depan Guru mengajak para guru untuk inovatif dalam kegiatan belajar mengajar agar para siswa semangat dalam belajar.
“Anak-anak sekarang lebih cepat dalam ber-IT, termasuk menggunakan media sosial. Maka guru juga harus lebih maju dari siswanya, termasuk dalam penguasaan IT dan media sosial,” ujarnya.
Baca juga: Kolaborasi Multipihak Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Menurutnya, agar para siswa bersemangat dalam belajar, maka guru harus berinovasi dalam menyampaikan materi pembelajaran, misalnya dengan games, ice break, atau video-video pembelajaran yang menarik.
“Jadikan perkembangan IT dan media sosial sebagai alat bantu guru dalam berinovasi,” ujarnya.
Pemimpin Perusahaan Lampung Post, Iskandar Zulkarnain, dalam sesi Guru Milenial Cakap Digital menyarankan penyelenggara sekolah dan juga guru harus menguasai media sosial serta aktif membuat konten pembelajaran dan informasi sekolah.
“Sekolah bahkan guru harus punya akun media sosial. Tidak hanya itu, sekolah juga harus membuat website sekolah. Pemkab melalui Dinas Pendidikan perlu membantu sekolah beradaptasi dengan kemajuan teknologi,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Iskandar yang juga wasekjen PWI Pusat memberikan pemahaman jurnalistik kepada para guru, terutama soal Kode Etik Jurnalistik, Undang-Undang Pers, dan Pedoman Pemberitaan Ramah Anak.
“Kerja wartawan itu mencari, memperoleh, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi atau berita. Di luar itu, apalagi sampai memeras, bukan lagi kerja-kerja pers,” ujarnya.
Sementara pada sesi akhir, Coach Sandy Muharam menyampaikan kecerdasan atau intelektual tidak cukup dalam mengajar. Menurutnya, kunci sukses menjadi guru harus memiliki keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan sikap (attitude).
Menurut hasil riset pengaruh keberhasilan skills dan pengetahuan (max 20%), Ternyata 80% dipengaruhi attitude/mental.
“Guru tidak hanya mengembangkan pengetahuan dan skills siswa tapi lebih penting lagi membangun karakter/sikap/perilaku/mental siswanya. Kuncinya adalah inspirasi atau keteladanan. Mulai dari guru,” ujarnya.
Ajarkan mereka kejujuran, disiplin, mudah bergaul, teman suportif dan kreatif. Gunakan otak kanan dalam mengajar, senyum, penuh warna, banyak aktivitas. “Jadilah guru yang menyenangkan,” ujarnya.








