Bandar Lampung (Lampost.co) — Lampung menyatakan kesiapan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 apabila Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat mengalami kendala pelaksanaan. Pernyataan tersebut menyusul sinyal opsi kolaborasi tuan rumah PON 2028 yang dibuka Pemerintah Provinsi NTT.
Poin Penting:
-
Lampung menyatakan kesiapan menjadi tuan rumah PON 2028 sebagai respons atas opsi kolaborasi NTB-NTT
-
Infrastruktur Lampung siap tanpa pembangunan besar.
-
Kolaborasi Lampung-Banten menguat, tapi keputusan akhir tetap di pusat.
Wakil Ketua Umum II KONI Lampung, Riagus Ria, menegaskan Lampung siap mengambil peran strategis dalam penyelenggaraan event olahraga nasional. Kesiapan Lampung tidak bersifat wacana, melainkan berbasis infrastruktur dan pengalaman pembinaan atlet.
“Jika NTB dan NTT belum siap, Lampung bersama Banten siap menggantikan,” ujar Riagus, Selasa, 23 Desember 2025.
Baca juga: DPRD Tegaskan Lampung Layak Jadi Tuan Rumah PON 2032
Ia menilai kesiapan tuan rumah menjadi faktor krusial demi menjaga kualitas dan marwah PON. Oleh karena itu, KONI Lampung merespons cepat pernyataan Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, terkait opsi kolaborasi lintas provinsi.
Riagus menekankan Lampung memiliki sejumlah venue olahraga yang siap pakai. Selain itu, Lampung tidak membutuhkan pembangunan besar yang berisiko membebani anggaran.Venue yang tersedia telah pernah menggelar berbagai kejuaraan nasional dan regional.
Dengan demikian, efisiensi anggaran menjadi keunggulan Lampung sebagai calon tuan rumah. “Kami punya venue yang layak dan siap menggelar setiap pertandingan,” katanya.
Menurut Riagus, kesiapan ini menjadikan Lampung kompetitif dari provinsi lain. Selain Lampung, Banten juga menyatakan kesiapan serupa. Kedua provinsi telah menjalin komunikasi intensif terkait peluang tersebut.
Lampung-Banten Jadi Opsi Strategis
Lampung dan Banten sebelumnya telah mengusulkan diri sebagai tuan rumah bersama PON 2032. Namun, dinamika terbaru membuka peluang percepatan ke PON 2028.
Riagus menyebut kolaborasi antardaerah menjadi solusi realistis menghadapi kompleksitas penyelenggaraan PON. “Kami saling berkoordinasi dan membahas skema kolaborasi,” ujarnya.
Menurutnya, kolaborasi akan membagi beban anggaran dan teknis penyelenggaraan. Selain itu, model ini dinilai sejalan dengan kebijakan efisiensi nasional.
Riagus menilai peluang menjadi tuan rumah PON membawa dampak strategis bagi Lampung. Event nasional akan mendorong pembinaan atlet, ekonomi daerah, dan sport tourism.
Selain itu, kesiapan menjadi tuan rumah memacu percepatan peningkatan kualitas SDM olahraga.
Ia menegaskan kesiapan Lampung bukan sekadar ambisi, melainkan bagian dari visi jangka panjang. “Lampung siap berkontribusi untuk olahraga nasional,” katanya.
Menurutnya, PON juga menjadi sarana pemerataan pembangunan olahraga di luar Pulau Jawa.
Meski demikian, Riagus menegaskan keputusan akhir tetap berada di Pemerintah Pusat dan KONI Pusat. Lampung, kata dia, akan mengikuti seluruh mekanisme dan ketentuan resmi.
Namun, kesiapan dini penting sebagai bentuk keseriusan daerah. “Kami siap jika diminta, kapan pun,” ujarnya.








