Bandar Lampung (Lampost.co): Peneliti Pusat Studi Kota dan Daerah (PSKD) Dika Lukman Saputra menegaskan bahwa peningkatan mobilitas masyarakat memicu bertambahnya timbulan sampah di berbagai wilayah, terutama saat masa liburan seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dika menjelaskan bahwa pergerakan masyarakat yang meningkat selama libur panjang mendorong naiknya aktivitas konsumsi. Kondisi tersebut secara langsung menghasilkan lebih banyak sampah, baik dari rumah tangga, pusat kuliner, maupun kawasan wisata.
“Setiap masa liburan, mobilitas masyarakat meningkat. Peningkatan mobilitas inilah yang memicu bertambahnya timbulan sampah di berbagai wilayah,” ujar Dika, Senin, 29 Desember 2025.
Menurut Dika, kenaikan volume sampah pada masa liburan merupakan fenomena yang wajar dan berulang setiap tahun. Namun, ia menilai pemerintah perlu mengantisipasi kondisi tersebut dengan perencanaan pengelolaan sampah yang matang dan berkelanjutan.
Ia menekankan bahwa lonjakan timbulan sampah tidak bisa hanya ditangani secara situasional atau darurat. Pemerintah, menurutnya, perlu menyusun strategi jangka panjang yang berbasis pada pola mobilitas masyarakat yang terus meningkat saat musim liburan.
“Kalau lonjakan sampah selalu muncul setiap liburan, berarti pemerintah sudah mengetahui polanya. Pengelolaan sampah harus berbasis perencanaan, bukan sekadar respons sesaat,” katanya.
Dika juga menilai sistem pengelolaan sampah yang baik akan mendorong perubahan perilaku masyarakat. Ia menyebut pemerintah tidak perlu menyalahkan masyarakat jika timbulan sampah meningkat, selama sistem pengelolaan belum berjalan optimal.
Selain itu, Dika mendorong pemerintah untuk melibatkan pengelola kawasan wisata, pelaku usaha, dan masyarakat dalam mengendalikan timbulan sampah selama masa liburan. Ia menilai sinergi berbagai pihak akan membantu menekan dampak lingkungan akibat lonjakan sampah.
“Mobilitas masyarakat saat liburan tidak bisa kita hindari. Yang bisa kita lakukan adalah mengelolanya dengan baik agar timbulan sampah tidak menimbulkan masalah lingkungan,” ujarnya.








