Bandar Lampung (Lampost.co)—Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Lampung menegaskan komitmen benar-benar hadir dan memberikan manfaat nyata bagi guru dan tenaga kependidikan di Provinsi Lampung. Balai ini tidak hanya memosisikan diri sebagai lembaga birokrasi, tapi juga sebagai ruang aman dan inklusif bagi para pendidik untuk berkembang.
Poin penting:
- BGTK Lampung membuka akses gratis fasilitas balai sebagai ‘rumah guru’ untuk kegiatan peningkatan kompetensi dan organisasi profesi.
- Program RPL S1 gratis tanpa batas usia dibuka bagi guru non-S1 dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK.
- Fokus program 2026 mencakup pembelajaran mendalam, AI dan coding, STEM, guru BK, serta modul berbasis peta kompetensi.
Kepala BGTK Lampung, Hendra Apriawan, menegaskan pihaknya ingin menghapus kesan formal dan berjarak antara lembaga dengan guru. Menurutnya, guru tidak perlu merasa sungkan atau takut untuk datang dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di BGTK.
“Kami tidak ingin guru sungkan atau takut datang ke BGTK. Balai ini adalah rumah Bapak dan Ibu guru,” ujar Hendra.
Baca juga: BGTK Lampung Dorong Inovasi dan Profesionalisme GTK Melalui Kolaborasi Pendidikan
Sebagai bentuk komitmen tersebut, BGTK Lampung membuka akses seluas-luasnya bagi guru, tenaga kependidikan, maupun organisasi profesi untuk menggunakan berbagai fasilitas yang ada. Fasilitas tersebut meliputi dua ruang pertemuan, asrama, hingga layanan Wi-Fi gratis yang dapat para guru manfaatkan untuk kegiatan peningkatan kompetensi, rapat, atau diskusi profesi.
Hendra menegaskan seluruh fasilitas tersebut dapat para guru gunakan tanpa pungutan biaya. Pengguna hanya perlu mengajukan surat permohonan resmi kepada BGTK Lampung.
Selain layanan secara luring, BGTK Lampung juga memperkuat layanan komunikasi secara daring. Guru dapat menyampaikan aspirasi, keluhan, maupun kebutuhan pengembangan kompetensi melalui WhatsApp Unit Layanan Terpadu (ULT), pesan langsung Instagram, hingga Facebook resmi BGTK Lampung.
Bahkan, Hendra mengaku membuka nomor pribadinya agar komunikasi dengan guru dapat berjalan lebih cepat dan langsung. “Saya berusaha menjawab semua pesan yang masuk,” katanya.
Kualifikasi Pendidikan
Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) juga terus mendorong peningkatan kualifikasi akademik guru. Salah satu program strategis yang dibuka adalah peningkatan kualifikasi pendidikan bagi guru non-S1 melalui skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Program RPL ini memungkinkan guru yang belum memiliki gelar sarjana untuk menempuh pendidikan selama satu tahun secara daring dan memperoleh gelar S1 dengan beasiswa penuh dari pemerintah.
“Tidak ada batas usia. Yang penting guru tersebut belum S1,” ujar Hendra.
Program tersebut terbuka bagi guru dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK di seluruh Indonesia. Bahkan, pada tahun sebelumnya, kuota program RPL belum sepenuhnya terpenuhi sehingga peluang bagi guru masih sangat terbuka.
Memasuki tahun 2026, BGTK Lampung akan tetap berfokus pada program-program prioritas kementerian, di antaranya pembelajaran mendalam (deep learning), penguatan kompetensi coding dan kecerdasan artifisial (AI), peningkatan kompetensi guru bimbingan konseling (BK), STEM, serta Program Keprofesian Guru Berkelanjutan Indonesia (PKGBI).
Selain itu, BGTK Lampung juga merencanakan pengembangan modul pembelajaran berbasis peta kompetensi guru. Dengan pendekatan ini, harapannya peningkatan kompetensi bisa lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan riil guru di lapangan.








