Bandar Lampung (Lampost.co) — Rencana kerja sama investasi antara pengusaha Tiongkok dengan Pemerintah Provinsi Lampung berpotensi besar terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan petani singkong di Lampung.
Ketua Umum Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Lampung, Ahmad Giri Akbar menyebut, keluhan yang muncul dari tingkat petani selama ini adalah harga panen yang rendah.
Dengan adanya pabrik yang memproduksi langsung singkong dari petani, akan membuat petani tidak lagi menjual hasil panennya kepada tengkulak. Selain itu, pabrik dengan skala besar juga menurutnya berpotensi akan melibatkan banyak petani dari berbagai wilayah.
“Dengan adanya pabrik yang memproduksi langsung singkong dari petani ini bisa mendapatkan harga yang baik. Sehingga yang kita pikirkan ini tentang bagaimana dampak terbesar yang harus diterima oleh masyarakat,” kata Giri, Rabu, 28 Februari 2024.
Selain kesejahteraan petani, keuntungan lainnya, lanjut Giri, investasi ini tentu akan menghasilkan pendapatan asli daerah. Terlebih jika kerja sama tersebut melibatkan pengusaha lokal sebagaimana dalam peraturan menteri investasi. “Kalau ini sudah jelas pasti akan membawa dampak baik,” kata dia.
Namun meski begitu, Giri menilai baik atau tidaknya dampak dari investasi ini akan tergantung pada implementasi di lapangan.
Sebab berbicara soal investasi, menurutnya harus mengacu pada dasar hukum mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Investasi Pemerintah. Serta peraturan daerah di Provinsi Lampung.
Selain itu, ia juga meminta pemerintah daerah untuk tidak mempersulit perizinan investasi yang akan masuk ke Lampung. “Ini juga harus kita kawal karena selain harus bisa terimplementasi dengan baik, juga kita ingin pengusaha tidak bisa mengatur kebijakan pemerintah. Jadi harus sesuai dengan peraturan yang ada,” kata dia.