Kalianda (Lampost.co): Masyarakat Desa Waygalih dan Sabahbalau menyayangkan adanya event balapan resmi di jalan jalur dua, Tugu Putri, Desa Sabahbalau, Kecamatan Tanjungbintang, Lampung Selatan, pada 2-3 Maret 2024.
Event balapan tingkat nasional bertajuk Lampung Selatan Championship 2024, Drag Race-Drag Bike digelar oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) Provinsi Lampung.
Pantauan Lampost.co di lokasi event balapan kuda besai yang terselenggara tersebut sangat membahayakan para pengendara yang melintas. Awalnya, akses jalan dua jalur arena balapan ditutup. Namun di tengah bergulirnya lomba, penyelengara membuka akses satu jalur untuk masyarakat setempat.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Waygalih, Nurmala Sari (45) menyayangkan gagasan event balapan resmi dari IMI Lampung. Karena jalan itu menjadi akses utama masyarakat dua desa di Lampung Selatan menuju Kota Bandar Lampung.
“Ini kok bisa jalan umum dapat izin buat balapan resmi. Demi kepentingan pribadi. Tapi mengesampingkan hajatnya orang banyak,” kata Nurmala, Sabtu, 2 Maret 2024.
Menurutnya, ini pasti ada oknum-oknum yang bermain untuk memuluskan event acara ini agar dapat terselenggara di Sabahbalau. “Bayangkan, tiap hari saya bersama suami lewat sini mau ke Bandar Lampung. Tapi harus muter ke Permata Biru,” ujarnya.
Dia berharap ke depannya masyarakat harus kompak menolak event apapun itu yang merenggut kepentingan umum. “Ini kalau di tempat saya di Bandarlampung sudah di demo beramai-ramai,” ujarnya.
Tanpa Koordinasi
Kepala Desa Waygalih Joko Waskito juga menyayangkan event ini terlaksana tanpa adanya koordinasi dengan pihak pemerintah Desa Waygalih. “Saya bingung menjawab pertanyaan masyarakat terkait event balapan motor ini. Sejak awal kita tidak dicawe-cawe,” ujarnya.
Seharusnya, lanjut Joko, pihak penyelengara mengajak pemerintah desa setempat untuk bermusyawarah. Karena event itu menyangkut hak kepentingan publik agar tidak timbul masalah.
“Masalahnya, ada penutupan jalan akses utama warga Waygalih ke Bandar Lampung. Apalagi dampak pascaevent ini. Nanti takutnya jalan ini jadi ajang balapan liar untuk latihan. Karena jalan ini sudah pernah jadi ajang resmi,” ujarnya.
Dia mewakili masyarakat Desa Waygalih berharap ke depannya tidak ada izin untuk ajang balapan seperti ini yang memakai jalan umum. “Silahkan pemerintah mecarikan lokasi dan wadahnya. Asal tidak mengganggu jalanan umum,” kata dia.
Salah satu warga Sabahbalau, Suryana (34) menyayangkan adanya event Drag Race-Drag Bike di desanya. Pasalnya, event tersebut merebut hak pengguna jalan melintas.
“Harusnya panitia cari tempat yang tidak mengganggu kepentingan masyarakat umum. Sana di Kotabaru atau PKOR. Ini jalan umum untuk balapan. Kami mau lewat mana?” ujarnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.