Kalianda (Lampost.co) – Sebanyak 1.898,75 hektare lahan sawah di Lampung Selatan terdampak banjir. Jumlah tersebut berdasarkan data per 2 Maret 2024.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPH-Bun) Lampung Selatan Eka Saputera, Minggu, 3 Maret 2024.
Menurutnya, berdasarkan laporan dari petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT). 1.898,75 hektare lahan sawah terdampak banjir. Dari jumlah itu 983 hektare rusak ringan. Rusak sedang 168 hektare dan rusak berat 743 hektare. “Untuk tanaman padi yang mengalami puso seluas 4,75 hektare,” ujar dia.
Sementara itu para petani berharap tanaman padi milik mereka yang terendam banjir bisa memperoleh klaim Ansuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP). Baik dari PT Jasindo maupun dari Ansuransi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan.
“Ya, kami berharap tanaman padi yang mengalami puso bisa mendapatkan ansuransi baik dari PT Jasindo maupun dari Pemkab Lampung Selatan,”ujar seorang petani.
Berdasarkan informasi yang Lampost.co himpun, hingga kini PT Jasindo belum membuka pendaftaran AUTP. Padahal, para petani sebelumnya telah siap mendaftarkan diri.
Sebelumnya, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPH-Bun) Lampung Selatan mencatat 1.813,75 hektare sawah terendam.
Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPH-Bun Lampung Selatan, Eka Saputra mengatakan, luasan 1.813, 75 hektare lahan sawah yang terendam banjir tersebut, merupakan masih data sementara.
Berdasarkan data sementara, lahan sawah yang terdampak banjir meliputi lahan persawahan di wilayah Kecamatan Palas seluas 422 hektare dengan usia tanaman 3 – 40 hari.
Selanjutnya di Kecamatan Sragi seluas 743 hektare dengan usia tanaman 1 – 30 hari dan di Kecamatan Ketapang 620 hektare dengan usia tanaman 1 – 45 hari.