Bandar Lampung (Lampost.co) — Ahli Ekologi, Job Charles menyebut bahwa habitat harimau di daerah kawasan sekitaran Suoh, Lampung Barat sudah terenggut akibat banyak terjadi alih fungsi lahan.
Kondisi ini menurutnya menjadikan binatang buas seperti harimau harus mencari sumber makanan hingga ke perkampungan.
“Harimau butuh tempat tinggal (habitat), tapi habitat harimau sudah beralih fungsi menjadi kebun kopi dan pertanian lain,” ujar Job Charles yang juga pernah menjabat sebagai Project Leader WWF BBS Indonesia, Senin, 4 Maret 2024.
Job juga mengatakan bahwa sejatinya pergerakan predator seperti harimau, akan selalu mengikuti pergerakan satwa yang menjadi mangsa buruannya.
Sementara pada musim kemarau tiba, sumber air dan makanan di dalam hutan akan berkurang. Kondisi ini akan menyebabkan satwa mangsa seperti babi, rusa, dan lainnya banyak mencari sumber pakan ke perkampungan. Pergerakan binatang-bintang ini ke perkampungan karena wilayah mereka terenggut alih fungsi lahan.
“Maka harimau pun ikut ke perkampungan, atau dalam satu kondisi lagi mengasuh anak, juga bisa,” ujarnya.
Job menjelaskan bahwa perlu ada gerakan sadar dari masyarakat akan keberlangsungan lingkungan.
Upaya-upaya untuk menjaga alam menurutnya sangat penting untuk melahirkan hubungan timbal balik antarsesama makhluk hidup di bumi.
“Cara mengatasi jangka panjangnya ya harus perbaiki habitat satwa. Caranya dengan restorasi hutan serta kelola lahan itu secara berkelompok,” kata dia.
Sampai dengan saat ini, petugas bersama warga tengah fokus melakukan penangkapan harimau yang telah memangsa dua warga di Suoh dan Bandarnegeri Suoh, Lampung Barat.
Tim dari BKSDA pun telah mendatangkan dua perangkap baru untuk dipasang di lokasi jelajah harimau.