Bandar Lampung (Lampost.co)–Satgas Pangan dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berkolaborasi menekan lonjakan harga bahan pangan pokok saat Ramadan. Salah satu kolaborasi itu yakni dengan menggelar gerakan pasar murah (GPM).
Kabid Ketersediaan dan Distribusi DKPTPH Provinsi Lampung, Ely Nuratni Sari mengatakan selain GPM juga ada pemantauan rutin mengenai ketersediaan dan harga di pasar.
“TPID dan satgas pangan berkoordinasi dan kerja sama. Dinas ketahanan pangan termasuk di dalamnya, lalu Bulog, dan lembaga terkait lainnya,” ujar dia, Selasa, 12 Maret 2024.
Pelibatan unsur-unsur non pemerintahan juga dilakukan, seperti koordinasi aktif bersama off taker dan asosiasi, kelompok tani. Kemudian juga kelompok wanita tani dalam upaya pemenuhan ketersediaan pasokan dan pengendalian harga.
Ely mengatakan gerakan pasar murah masif dilakukan pemerintah selama bulan Ramadan. Kegiatannya bisa di toko-toko pangan, lingkungan sekitar pasar, dan titik lainnya.
“Kami juga ada pasar murah mobile menggunakan kendaraan di perumahan-perumahan di Kota Bandar Lampung. Khususnya tiap Selasa dan Kamis,” kata dia.
Sementara untuk kecukupan ketersediaan pasokan di kabupaten/kota yang ada di Lampung, Ely memastikan stok komoditas yang ada mampu mencukupi kebutuhan permintaan masyarakat.
“Secara pasokan semuanya cukup, karena tidak ada hambatan sampai dengan saat ini. Pendistribusian pangan baik lokal maupun dari luar daerah,” ungkapnya.
Ketersediaan stok beras di Lampung pada Februari hingga April 2024 sebanyak 631.076 ton, cabai rawit 14.360 ton, cabai besar 15.082 ton, bawang merah 8.618 ton, dan bawang putih 7.445 ton.
Lalu jumlah ketersediaan daging sapi sebanyak 6.949,1 ton, daging ayam 28.698,4 ton, telur sejumlah 61.440,7 ton, gula pasir 41.049 ton, dan minyak goreng 42.960 ton.