Bandar Lampung (Lampost.co)– Pemerintah Provinsi Lampung, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) berupaya untuk terus meningkatkan mutu pendidikan guna menyongsong `Indonesia Emas 2045` mendatang.
Kacabin Wilayah 2 Disdikbud Lampung, Sunardi, menjelaskan, dalam rangka menyambut Indonesia Emas tahun 2045 mendatang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung telah meluncurkan sejumlah program. Hal itu dilakukan guna menyiapkan generasi muda untuk menjadi generasi yang mampu bersaing di tengah ketatnya kompetisi di masa mendatang.
Salah satunya programnya adalah SMK Pusat Keunggulan dan Program Duoble Track untuk SMA, dengan harapan lulusan dapat memiliki keterampilan yang baik sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Selain itu, pemerintah juga menurutnya telah memberikan beasiswa bagi lulusan SMA atau SMK berprestasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Program-program lain yang dilaksanakan antara lain Program Smart School di SMA untuk meningkatkan pengelolaan sekolah berbasis digital dan ilmu teknologi, serta Program Lampung Mengaji yang mengajarkan membaca kitab suci bagi agama masing-masing.
Tidak hanya itu, pendidikan antikorupsi di setiap sekolah juga menjadi fokus dengan menjadi mata pelajaran muatan lokal wajib.
Sunardi mengatakan dalam upaya mendorong kualitas pendidikan, Dinas Pendidikan setempat juga telah memfasilitasi para guru untuk mengikuti program guru penggerak dan program sekolah penggerak.
Di samping berbagai program tersebut, lanjut dia, Dinas Pendidikan juga terus mendorong dan memotivasi para siswa melalui satuan pendidikan agar para lulusanya tidak berhenti belajar hanya sampai di jenjang pendidikan menengah.
“Upaya ini tidak cukup hanya sampai di jenjang pendidikan menengah, melainkan terus mendorong para siswa untuk melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi,” ujar Sunardi dalam sebuah acara sosialisasi sekaligus launching PMB Unila beberapa waktu lalu.
Selain itu, dirinya juga mengungkapkan beberapa masalah pelik yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan di Lampung antara lain adalah masalah efektivitas, efisiensi, penganggaran, standarisasi pengajaran, akses pendidikan yang belum merata, serta kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh sekolah.
Untuk itu dia menekankan pentingnya kolaborasi, kepedulian, sinergi dan kerja sama semua pihak yaitu masyarakat, para tokoh pendidikan, sekolah dan madrasah tinggi untuk terus berupaya mewujudkan mutu pendidikan yang baik dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Para pemimpin baik di birokrasi pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat nanti. Sekarang ini sedang belajar menimba ilmu baik di sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi, untuk itu kita harus persiapkan,” katanya.
Adi Sunaryo