Jakarta (Lampost.co)—Iran telah memulai serangan udara ke Israel tuding Amerika Serikat (AS). Serangan ini menandai eskalasi dramatis dalam konflik regional yang telah memuncak selama beberapa minggu terakhir.
Mengutip dari Reuters, pada Sabtu, 13 April 2024 atau Minggu dini hari WIB,14 April 2024, Presiden AS Joe Biden secara reguler mendapat perkembangan situasi di Timur Tengah itu dari tim Keamanan Nasionalnya.
Selain itu, tim Biden pun telah berkomunikasi konstan dengan mitra di Israel dan sekutu lainnya, jelas Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson, dalam pernyataan Sabtu, 13 April 2024.
Menurut sumber-sumber intelijen, sekitar dua puluh rudal balistik Iran dari basis militer mereka di wilayah timur laut. Target serangan termasuk pusat-pusat militer Israel dan instalasi strategis di seluruh negara. Beberapa rudal dikabarkan berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, termasuk sistem Iron Dome yang terkenal, namun beberapa rudal lainnya berhasil mencapai sasaran mereka.
Pemerintah Israel segera merespons serangan tersebut dengan serangkaian serangan balasan, menggempur pos-pos militer Iran di Suriah dan Lebanon. Tidak ada laporan korban jiwa atau kerusakan serius yang segera dilaporkan di sisi Israel, meskipun situasinya terus berubah dan pihak berwenang masih mengevaluasi dampak penuh dari serangan ini.
Tebar Drone
Sementar Garda Revolusi Iran mengonfirmasi telah meluncurkan serangan udara pesawat nirawak (drone) secara ekstensif ke target di wilayah Israel. Menurut saluran kantor berita berbahasa Inggris Iran, Press TV, mengutip sumber pejabat negara tersebut pada Sabtu lalu.
Sementara itu di Israel mempersiapkan diri menyiagakan armada hingga membunyikan sirene meminta seluruh kegiatan–termasuk sekolah–dihentikan.
Selain itu maskapai penerbangan Israel, El Al Airlines, juga telah membatalkan 15 jadwal penerbangannya untuk Sabtu dan Minggu ini.
Sebelumnya, Israel mengatakan manuver drone-drone milik Iran telah meluncur ke wilayah udaranya. Pada Minggu, 14 April dini hari WIB, Israel pun menyatakan sistem pertahanan udara telah siap untuk menembak jatuh drone-drone itu. Juga membunyikan sirine yang memerintahkan penduduk di daerah terancam untuk berlindung.
Kepala Juru Bicara Militer Israel Laksmana Muda Daniel Hagari dalam siaran di televisi menyatakan waktu penerbangan drone-drone itu prediksinya memakan waktu beberapa jam.
Konflik Memanas
Konflik antara Iran dan Israel telah memanas selama beberapa bulan terakhir, dengan serangkaian insiden yang meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. Iran telah menyalahkan Israel atas pembunuhan sejumlah ilmuwan nuklir Iran dan telah berulang kali mengancam akan membalas dendam.
Sementara itu, Israel telah mengutuk pendekatan agresif Iran di wilayah tersebut dan berjanji melindungi kepentingan keamanannya dengan segala cara.
Serangan rudal Iran terhadap Israel ini telah menambah kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dalam konflik regional yang kompleks ini. Pihak internasional, termasuk PBB dan negara-negara besar, telah menyerukan penangguhan segera atas tindakan militer dan meminta dialog diplomatik untuk mengatasi ketegangan ini sebelum situasi menjadi semakin tidak terkendali.
Ketegangan di Timur Tengah selalu menjadi sumber perhatian global karena potensi implikasi luasnya terhadap perdamaian dan stabilitas global. Kedua belah pihak, baik Iran maupun Israel, tampaknya mempersiapkan diri untuk kemungkinan eskalasi lebih lanjut, yang menimbulkan kekhawatiran serius akan potensi dampaknya terhadap keseluruhan kawasan.